*)Oleh: Masro’in Assafani
Wakil Ketua PDM Lamongan
Hakikat manusia diciptakan guna merawat alam semesta. Meramut bumi sebagai pijakan utama. Manusia hidup disediakan bumi terbentang luas, langit bertabur indahnya bintang gemintang, ada bulan ada matahari. Dari alam bila manusia mau mendalaminya, maka Manusia akan menemukan Tuhannya.
Allah SWT berfirman:
اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَاۤ اَنَاۡ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”
(QS. Al-An’am 6: Ayat 79)
Kandungan ayat,
- Menghadap Allah ; “Aku hadapkan wajahku kepada (Allah)
- yang menciptakan langit dan bumi
- dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar
- Bukan Orang Musyrik ; “dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”
Ibrah yaitu pelajaran yang dapat dipetik ;
Fenomena tiga ayat sebelumnya, yaitu Ayat 76, 77 dan 78 memberikan pengantar kepada nabi Ibrahim, nabi Ibrahim secara spiritual Allah tunjukkan bahwa; kebanyakan kaum menyembah bintang, bulan dan Matahari, semua itu tidak sedikitpun memberi bahaya dan manfaat. Maka Ibrohim menemukan tuhannya di balik kekuasaan Tuhan.
Catatan,
- Alam terbentang adalah kerajaan Tuhan yang menjadi bukti keberadaan Allah SWT.
- Proses yang dilihat oleh Nabi Ibrahim merupakan taklim rabbani untuk menetapkan peneguhan tauhid rububiyah dan uluhiyah kedalam jiwanya.
- Ujung yang ditangkap di
- dalam jiwa Ibrahim adalah orang yang bergantung kepada Allah dan yang tidak menyekutukanya. Di sinilah puncak tauhid yang menghunjam didalam jiwa kholilullah Nabi Ibrahim AS.
Do’a ini perlu diulang kembali ;
اِذْ قَالَ لَهٗ رَبُّهٗۤ اَسْلِمْ ۙ قَالَ اَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
“(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), Berserah dirilah! Dia menjawab, Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 131).
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News