Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:
{تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الأرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا * أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا}
hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (Maryam: 90-91)
Yakni hampir-hampir akan terjadi hal tersebut karena ucapan yang dikeluarkan oleh orang-orang durhaka dari kalangan Bani Adam, karena kebesaran dan keagungan Allah (Subhanahu wa Ta’ala) semuanya adalah makhluk Allah dan diciptakan ntuk mengesakan-Nya.
Tidak ada Tuhan selain Allah, tiada sekutu dan tiada tandingan bagi-Nya, tiada beranak, tiada beristri, dan tiada yang menyamai-Nya; bahkan Dia adalah Yang Maha Esa, bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
وَفِي كُلّ شَيءٍ لَهُ آيةٌ … تَدُل عَلَى أَنَّهُ واحِدُ …
Pada tiap-tiap sesuatu terdapat tanda yang menunjukkan bahwa Dia Yang Maha Esa.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ali, telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepadaku Mu’awiyah, dari Ali, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (Maryam: 90-91) Bahwa kemusyrikan itu membuat terkejut langit, bumi, gunung-gunung, serta semua makhluk kecuali jin dan manusia; dan hampir-hampir semuanya lenyap karenanya disebabkan kebesaran Allah (Subhanahu wa Ta’ala) Untuk itu sebagaimana tidak memberi manfaat amal baik orang musyrik karena kemusyrikannya, kita berharap semoga Allah memberikan ampunan terhadap dosa-dosa ahli tauhid.
Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda:
“لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ شَهَادَةَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمَنْ قَالَهَا عِنْدَ مَوْتِهِ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ”
Ajarilah orang-orang mati kalian bacaan syahadat, yaitu ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’. Barang siapa yang membacanya di saat meregang nyawa, wajib baginya masuk surga.
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan orang yang membacanya dalam masa sehatnya?'” Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda, “Itu lebih memastikan lagi.” Kemudian Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda:
“وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ جِيءَ بِالسَّمَاوَاتِ وَالْأَرَضِينَ وَمَا فِيهِنَّ، وَمَا بَيْنَهُنَّ، وَمَا تَحْتَهُنَّ، فَوُضِعْنَ فِي كِفَّةِ الْمِيزَانِ، وَوُضِعَتْ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فِي الْكِفَّةِ الْأُخْرَى، لَرَجَحَتْ بِهِنَّ”
Demi Tuhan Yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaannya, seandainya didatangkan langit dan bumi serta semua yang ada padanya dan semua yang ada di antara keduanya dan semua yang ada di bawahnya, lalu diletakkan di salah satu dari kedua sisi neraca, sedangkan sisi neraca lainnya diletakkan kalimah syahadat, yaitu, “Tidak ada Tuhan selain Allah, ” tentulah kalimah ini lebih berat timbangannya daripada semuanya itu.
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir, dan diperkuat oleh hadis-hadis lainnya yang menceritakan tentang buku catatan amal perbuatan. Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu. (Maryam: 90) Yaitu terbelah karena kebesaran Allah (Subhanahu wa Ta’ala)
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bumi belah. (Maryam: 90) Bahwa yang dimaksud adalah bumi hampir-hampir belah karena murka Allah terhadap orang-orang yang mengucapkannya.
{وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا}
dan gunung-gunung runtuh. (Maryam: 90)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa haddan artinya sama dengan hadman, yakni runtuh dan hancur.