UM Surabaya

Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa haddan artinya runtuh sebagian demi sebagian secara berurutan.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Suwaid Al-Maqbari, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, telah menceritakan kepada kami Mis’ar, dari Aun ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa sesungguhnya gunung memanggil gunung lainnya dengan menyebut namanya, “Hai Fulan, apakah hari ini ada yang kamu dengar menyebut nama Allah (Subhanahu wa Ta’ala).?” Gunung yang dipanggil menjawab, “Ya.” Maka gunung yang memanggil merasa gembira karenanya. Kemudian Aun berkata, “Sesungguhnya gunung itu lebih tajam pendengarannya terhadap perkara kebaikan, maka apakah gunung-gunung itu dapat mendengar dosa dan perkataan batil apabila diucapkan, ataukah gunung-gunung itu tidak dapat mendengar selain kebaikan saja?” Kemudian ia membaca firman-Nya: hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (Maryam: 90-91)

Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Munzir ibnu Syadan, telah menceritakan kepada kami Haudah, telah menceritakan kepada kami Auf ibnu Galib ibnu Ajrad, telah menceritakan kepadaku seseorang dari penduduk Syam di Masjid Mina; ia mengatakan, telah sampai suatu berita kepadanya bahwa Allah ketika menciptakan bumi dan menciptakan semua pepohonan yang ada padanya, maka tidak ada suatu pohon pun di bumi ini yang didatangi oleh manusia melainkan manusia beroleh manfaat dari pohon itu, atau pohon itu memberikan manfaat kepadanya. Bumi masih tetap dalam keadaan seperti itu, hingga orang-orang durhaka dari Bani Adam mengucapkan kalimat yang sangat mungkar itu. Yaitu mereka mengatakan bahwa Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Ketika mereka mulai mengatakan kalimat tersebut, bumi bergetar dan semua pohon sakit karenanya.

Ka’bul Ahbar mengatakan bahwa para malaikat murka dan neraka Jahanam bergejolak saat mereka mengucapkan kalimat yang mungkar itu.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ، عَنْ أَبِي مُوسَى، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَا أَحَدٌ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنَ اللَّهِ، إِنَّهُ يُشْرَكُ بِهِ، وَيُجْعَلُ لَهُ وَلَدًا، وَهُوَ يُعَافِيهِمْ وَيَدْفَعُ عَنْهُمْ وَيَرْزُقُهُمْ”.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, dari Al-A’masy, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Abu Abdur Rahman As-Sulami, dari Abu Musa r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda: Tidak ada seorang pun yang lebih sabar daripada Allah mendengar hal yang menyakitkan, Dia dipersekutukan dan dianggap beranak, padahal Dia menyehatkan mereka dan menolak bahaya dari mereka serta memberi mereka rezeki.

Hadis diketengahkan pula oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab sahih masing-masing.

Menurut lafaz yang lain disebutkan seperti berikut:

“إِنَّهُمْ يَجْعَلُونَ لَهُ وَلَدًا، وَهُوَ يرزُقُهم وَيُعَافِيهِمْ”

Bahwa mereka menganggap Allah beranak, padahal Allah memberi mereka rezeki dan menyehatkan mereka.

Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا}

Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. (Maryam: 92)

Artinya tidaklah pantas dan tidaklah layak bagi keagungan dan kebesaranNya hal tersebut; sebab tidak ada seorang pun dari makhluk-Nya yang menyamai-Nya, semua makhluk adalah hamba-Nya. Karena itulah dalam firman selanjufnya disebutkan:

{إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ إِلا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا}

Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. (Maryam: 93-94)

Yakni sesungguhnya Allah telah mengetahui bilangan mereka sejak Dia menciptakan mereka sampai hari kiamat, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, dan baik yang masih muda maupun yang sudah tua.

{وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا}

Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (Maryam: 95)

Maksudnya, tidak ada yang menolongnya dan tidak ada yang dapat menyelamatkannya kecuali hanya Allah semata; tiada sekutu bagi-Nya, Dialah yang berhak memutuskan nasib makhluk-Nya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya, dan Dia lah Yang Maha adil yang tidak akan berbuat aniaya barang sedikit pun dan Dia tidak akan menganiaya seorang pun.

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini