Mengelola Krisis Keuangan, Kunci Mempertahankan Harmoni Rumah Tangga
foto: newyorker
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Ekonomi memiliki pengaruh signifikan terhadap kehidupan pernikahan. Ketika suami menghadapi kesulitan finansial, ia mungkin mengalami stres dan depresi, yang dapat memicu kemarahan dan konflik dalam rumah tangga.

Sementara itu, istri yang tidak memahami keadaan suaminya juga bisa terpengaruh, membuat situasi menjadi semakin tegang.

Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga stabilitas rumah tangga di tengah tekanan ekonomi:

  1. Mencari Solusi Bersama: Hindari melampiaskan emosi pada pasangan. Diskusikan secara terbuka solusi terbaik untuk mengatasi masalah keuangan. Ini akan membantu mengurangi stres dan memperkuat hubungan.
  2. Tunjukkan Empati: Ungkapkan kekhawatiran atau kesedihan terhadap kesulitan yang dihadapi. Memahami bahwa pasangan merasa rapuh akan mempermudah istri untuk lebih sabar dan tidak mudah tersulut emosi.
  3. Terbuka terhadap Masukan: Jadilah lebih terbuka terhadap masukan dari pasangan. Kejujuran akan memudahkan istri memberikan dukungan dan meringankan beban suami.
  4. Jangan Malu Minta Bantuan: Baik suami maupun istri, jangan ragu untuk mengakui jika tidak dapat mengatasi masalah ekonomi sendirian. Mengatasi kesulitan bersama-sama akan lebih efektif daripada mencoba melakukannya sendirian.

Kebutuhan keluarga yang tidak terbatas sering kali berhadapan dengan sumber daya yang terbatas, mempengaruhi perputaran ekonomi dalam keluarga.

Penelitian menunjukkan bahwa 70% keruntuhan rumah tangga disebabkan oleh masalah ekonomi, sementara 34 persen disebabkan oleh pertengkaran terkait keuangan. Secara keseluruhan, 94% kasus perceraian berkaitan dengan faktor ekonomi.

Dalam konteks spiritual, dosa sering dianggap sebagai penyebab penderitaan. Sebelum Nabi Adam dan Hawa berbuat dosa, hidup mereka penuh kecukupan dan kebahagiaan. Namun, setelah melanggar larangan Allah SWT, mereka menghadapi kesulitan dan penderitaan. Dosa merusak hati dan iman, menyebabkan gelisah, stres, dan ketidakbahagiaan.

Sebagai peringatan, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka keberkatan-keberkatan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (menolak kedatangan Rasul, berbuat maksiat dan dosa), maka Kami siksa mereka disebabkan apa yang mereka lakukan.” (QS 7:96)

Ayat ini menjelaskan bahwa dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, Allah akan melimpahkan berbagai keberkahan. Sebaliknya, dosa dan angkara murka akan membawa musibah, kekurangan pangan, dan bencana.

Keberkahan yang diperoleh dari amal baik bisa datang dari arah yang tak terduga dan memberikan manfaat yang luar biasa. Contohnya, umur yang berkah seperti Nabi Muhammad, atau rezeki yang banyak manfaatnya.

Negara yang makmur dan damai bukanlah angan-angan, melainkan pernah terwujud di zaman Saba’ sebelum mereka berpaling dari kebenaran.

Sebagai tambahan, nafsu serakah yang tidak terpuaskan juga dapat menyebabkan penderitaan.

Seperti Nabi Adam dan Hawa yang terjebak oleh nafsu, saat ini banyak orang yang merasa tidak cukup dengan apa yang dimiliki, sehingga terjerat dalam masalah hukum atau sosial.

Semoga kita semua diberi perlindungan oleh Allah SWT dan mampu menghindari nafsu keserakahan agar kehidupan kita lebih stabil dan bahagia. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini