UM Surabaya

 

Dalam-pembahasan terdahulu telah disebutkan bahwa Umar ibnul Khattablah yang memberikan saran kepada Abu Bakar As-Siddiq r.a. untuk menghimpun Al-Qur’an. Lalu Khalifah Abu Bakar memerintahkan kepada Zaid ibnu Sabit untuk menghimpunnya, sedangkan Umar saat itu ikut hadir bersama mereka di saat mereka menulis hal tersebut.

Di dalam asar yang sahih disebutkan bahwa Zaid berkata, “Maka aku menjumpai akhir surat Bara’ah berada pada Khuzaimah ibnu Sabit atau Abu Khuzaimah.”

Dalam pembahasan terdahulu disebutkan bahwa sejumlah sahabat ingat akan hal tersebut di saat mereka berada di hadapan Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam)., yakni seperti yang dikatakan oleh Khuzaimah ibnu Sabit di saat ia mengutarakan ayat-ayat itu kepada mereka.

Abu Daud telah meriwayatkan dari Yazid ibnu Muhammad ibnu Abdur Razza ibnu Umar (salah seorang yang siqah lagi ahli ibadah), dari Mudrik ibnu Sa’d yang mengatakan bahwa Yazid seorang syekh yang siqah telah meriwayatkan dari Yunus ibnu Maisarah. dari Ummu Darda, dari Abu Darda yang mengatakan, “Barang siapa yang mengucapkan kalimat berikut di saat pagi dan petang hari sebanyak tujuh kali, niscaya Allah akan memberinya kecukupan dari apa yang menyusahkannya,” yaitu: Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang agung.

Ibnu Asakir di dalam biografi Abdur Razzaq telah meriwayatkannya dari Umar melalui riwayat Abu Zar’ah Ad-Dimasyqi, dari Abdur Razzaq, dari Abu Sa’d Mudrik ibnu Abu Sa’d Al-Fazzari, dari Yunus ibnu Maisarah ibnu Hulais, dari Ummu Darda; ia pernah mendengar Abu Darda berkata bahwa tidak sekali-kali seorang hamba mengucapkan: Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang agung. sebanyak tujuh kali —baik ia membenarkannya ataupun berdusta— melainkan Allah memberinya kecukupan dari apa yang menyusahkannya. Tambahan ini dinilai gharib.

Kemudian ia meriwayatkannya pula dalam biografi Abdur Razzaq (yakni Abu Muhammad), dari Ahmad ibnu Abdullah ibnu Abdur Razzaq. dari kakeknya (yaitu Abdur Razzaq ibnu Umar) berikut sanadnya sehingga menjadi marfu’, lalu ia menyebutkan hal yang semisal berikut tambahannya. Tetapi riwayat ini berpredikat mung-kar.

Demikianlah akhir tafsir surat Bara’ah (At-Taubah). Segala puji dan anugerah hanyalah milik Allah.

آخِرُ سُورَةِ بَرَاءَةٌ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وحده.
Maha benar Allah dengan segala firmanNya

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini