UM Surabaya

1 . Mengakui bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah dan sebagai penutup para Nabi dan Rasul.

Kita belum bisa disebut cinta Nabi, sedangkan kita masih belum yakin bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang terakhir dan tidak ada lagi utusan setelah beliau Saw. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (Al-Anbiya [21]: 107). Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab [33]: 40)

Nabi saw bersabda:

“Perumpamaan diriku dan para nabi sebelumku tak ubahnya orang yang mendirikan bangunan. Dia memperbagus dan memperindahnya, menyisakan satu ruang untuk batu bata di sebuah sudut. Orang-orang pun mengelilingi bangunan itu dan mengaguminya, lalu berkata, ’Bukankah batu bata ini mesti dipasang?’ Nah, akulah batu bata itu. Akulah penutup para nabi.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

2. Menjalankan sunah-sunahnya

Setiap orang yang sedang jatuh cinta kepada sesuatu pasti akan menjadikannya prioritas. Begitupun ketika kita mengaku cinta Rasulullah, tentu bentuk cinta itu dibuktikan dengan menjalankan sunah-sunahnya. Mengikuti segala hal yang menjadi kebiasaan Rasul.

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu.” (Ali Imran [3]: 31).

Ibnu Katsir berkata, “Perintah Rasululullah SaW merupakan petunjuk, sunnah-sunnah, dan syariat-syariat beliau. Jadi, setiap ucapan dan perbuatan kita harus ditimbang dengan ucapan dan perbuatan beliau. Suatu perkataan, kalau sesuai dengan perkataan beliau, maka kita terima; tetapi kalau tidak sesuai, maka kita tolak, siapa pun yang mengatakannya.”

Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Membela sunahnya

Membela sunnah maksudnya adalah memelihara dan melestarikannya. Rasulullah Saw mendoakan orang yang memelihara dan melestarikan sunnahnya dengan sabdanya, Semoga Allah menceriakan wajah seseorang; ia mendengar sesuatu dari kami lalu ia menyampaikannya sebagaimana ia mendengarkannya. Banyak sekali orang yang diberi berita lebih paham daripada orang yang mendengar. (HR. Ahmad)

4. Menyebarkan sunah beliau saw

Di antara kesempurnaan cinta kepada Rasulullah Saw ialah berkeinginan kuat untuk menyebarkan sunnah dan menyampaikannya. Rasulullah bersabda, Hendaklah yang menyaksikan (yang hadir) menyampaikan kepada yang tidak menyaksikan (tidak hadir). (HR. Bukhari-Muslim) Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat. (HR. Bukhari)

5. Rida dengan hukum dan syariat Rasulullah saw

Di antara bukti mencintai Rasulullah saw ialah ridha dengan hukum dan syariatnya. Diriwayatkan dari Al-Abbas RA bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda: “Telah merasakan lezatnya iman siapa yang rida Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya. (HR. Muslim)

Ridha adalah kata yang menghimpun pengertian menerima dan mematuhi. Tidak dinamakan ridha kecuali dengan penerimaan secara mutlak dan kepatuhan secara sempurna, baik lahir maupun batin, terhadap apa yang dibawa oleh Rasulullah saw dari Rabbnya.

Jika seorang muslim telah ridha Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasulnya, maka ia tidak akan menoleh kepada selain petunjuknya, tidak menyimpangkan perilaku kepada selain sunnahnya, menjadikannya sebagai hakim dan berhukum kepadanya, menerima keputusannya dan menjalankannya, mencontoh dan mengikutinya, serta ridha terhadap segala yang dibawa dari sisi Tuhannya. (*)

*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini