Tugas Dakwah Para Nabi
UM Surabaya

*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur

Dakwah adalah mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT yang tidak ada Tuhan selain Dia. Membuka pintu kebaikan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Setelah para nabi dan Rasul wafat maka dakwah harus tetap tercurahkan dan dilanjutkan oleh para ulama.

Dakwah yang mencerahkan dan menyenangkan dapat membawa simpatik dan atensi yang baik dari ummat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَـقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَا جْتَنِبُوا الطَّا غُوْتَ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِيْ الْاَ رْضِ فَا نْظُرُوْا كَيْفَ كَا نَ عَا قِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di Bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 36)

Memahami ayat di atas merupakan pedoman para nabi dan Rasul dalam berdakwah yaitu mengajak seluruh umat manusia untuk menyembah Allah SWT dan meninggalkan sesembahan selain dari Nya serta membebaskan manusia dari menyembah mahluk.
Allah SWT sebagai Tuhan satu satunya yang wajib disembah dan dipuja.

Marilah kita belajar dengan memperbaiki aqidah melalui membaca kisah kisah para Rasul dalam berdakwah mengajak ummatnya yang membawa kebenaran.

1. Dakwah nabi Nuh AS

قَا لَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ لَـكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ

“Dia (Nuh) berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,”

اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَا تَّقُوْهُ وَاَ طِيْعُوْنِ

“(yaitu) sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,”

يَغْفِرْ لَـكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ اِنَّ اَجَلَ اللّٰهِ اِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ ۘ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui.””
(QS. Nuh 71: Ayat 2-4)

2. Dakwah nabi Ibrahim AS

وَاِ ذْ قَا لَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَ بِيْهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصْنَا مًا اٰلِهَةً ۚ اِنِّيْۤ اَرٰٮكَ وَقَوْمَكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, “Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.””

وَكَذٰلِكَ نُرِيْۤ اِبْرٰهِيْمَ مَلَـكُوْتَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَلِيَكُوْنَ مِنَ الْمُوْقِـنِيْنَ

“Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin.”
(QS. Al-An’am 6: Ayat 74-75)

3. Dakwah nabi Musa AS

قَا لَ فَمَنْ رَّبُّكُمَا يٰمُوْسٰى

“Dia (Fir’aun) berkata, “Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa?””

قَا لَ رَبُّنَا الَّذِيْۤ اَعْطٰـى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهٗ ثُمَّ هَدٰى

“Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu, kemudian memberinya petunjuk.””

قَا لَ فَمَا بَا لُ الْقُرُوْنِ الْاُ وْلٰى

“Dia (Fir’aun) berkata, “Jadi bagaimana keadaan umat-umat yang dahulu?””

قَا لَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْ فِيْ كِتٰبٍ ۚ لَا يَضِلُّ رَبِّيْ وَلَا يَنْسَى

“Dia (Musa) menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada pada Tuhanku, di dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuz), Tuhanku tidak akan salah ataupun lupa;”
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 49-52)

4. Dakwah Isa AS

وَاِ ذْ قَا لَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ ءَاَنْتَ قُلْتَ لِلنَّا سِ اتَّخِذُوْنِيْ وَاُ مِّيَ اِلٰهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ قَا لَ سُبْحٰنَكَ مَا يَكُوْنُ لِيْۤ اَنْ اَقُوْلَ مَا لَـيْسَ لِيْ بِحَقٍّ ۗ اِنْ كُنْتُ قُلْتُهٗ فَقَدْ عَلِمْتَهٗ ۗ تَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ وَلَاۤ اَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِكَ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ عَلَّا مُ الْغُيُوْبِ

“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai ‘Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah?” (‘Isa) menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.”

مَا قُلْتُ لَهُمْ اِلَّا مَاۤ اَمَرْتَنِيْ بِهٖۤ اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا مَّا دُمْتُ فِيْهِمْ ۚ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِيْ كُنْتَ اَنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيْهِمْ ۗ وَاَ نْتَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ

“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu,” dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mengangkatku ke langit, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan segala sesuatu.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 116- 117)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini