*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Saudara seimanku !
Dua ucapan kalimat yang sekilas sama saja, namun ketahuilah bahwa keduanya memiliki perbedaan yang sangat besar.
Ucapan “ANDAI KEMARIN” menggambarkan adanya penyesalan dan keinginan untuk merubah masa lalu. Tentu saja keinginan merubah masa lalu adalah sikap pandir dan sia-sia.
Nabi Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda,
“Orang mukmin yang tangguh lebih baik dan lebih Allah cintai dibanding mukmin yang lemah dan pada keduanya terdapat kebaikan. Upayakanlah segala yang bermanfaat bagimu, dengan tetap meminta pertolongan dari Allah dan jangan pernah merasa lemah
/ tidak berdaya”.
Bila kita ditimpa sesuatu maka jangan pernah berkata: “andai aku berbuat demikian niscaya kejadiannya akan demikian dan demikian..”
Namun ucapkanlah: “ini adalah takdir Allah dan apapun yang Allah kehendaki pastilah terjadi/terwujud..” karena sejatinya ucapan “andai” hanyalah membuka pintu godaan setan..”
(HR Muslim)
Walau demikian, perlu kita ketahui bahwa larangan ini berlaku bila ucapan “ANDAI” diucapkan dalam konteks menyesali kodrat ILAHI, bukan dalam rangka mengambil pelajaran/ibroh agar tidak mengulang kembali kesalahan atau untuk meningkatkan amalan.
Adapun bila diucapkan dalam rangka mengambil ibroh atau antisipasi maka itu ucapan terpuji.
Karena itu Rasulallah Shallallahu ‘Alayhi wasallam bersabda,
“Andailah bukan karena kaummu baru saja meninggalkan kekufurannya niscaya aku memugar bangunan Ka’bah, dan aku kembalikan sesuai pondasi yang dibuat oleh Nabi Ibrahim, karena sejatinya pada saat quraisy memugar Ka’bah, mereka kekurangan biaya, dan niscaya aku buatkan pula pintu keluarnya..”
(HR Muslim)
Pada kisah lain Nabi Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda,
“Andai aku masih di awal perjalananku dan belum terlanjur, niscaya aku tidak membawa hewan sembelihan (Al Hadyu) dan aku jadikan ihramku ini sebagai ihram umrah terlebih dahulu (sehingga menjadi haji tamattu’)..”
(HR Muslim)
Ucapan “ANDAI” untuk hari esok adalah indikator orang cerdas nan bijak. “ANDAI BESOK” berarti rencana, persiapan atau antisipasi, dan semua itu mencerminkan sikap bijak dan sudah barang tentu tidak terlarang.
Karena itu ungkapan semacan ini banyak kita temukan dalam hadits dan ucapan para sahabat.
Diantaranya Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Andai aku berumur panjang hingga tahun depan niscaya aku puasa pula pada hari ke sembilan (dari bulan Muharrom)..”
(HR. Muslim)
InsyaAllah bermanfaat
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News