Perumpamaan Api yang Memakan Kayu Kering
UM Surabaya

Oleh: Syahrul Ramadhan, SH, MKn
Sekretaris LBH AP PDM Lumajang

Hasad atau iri hati adalah salah satu penyakit hati yang seringkali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pandangan Islam, hasad adalah perasaan tidak suka ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat atau keberkahan, serta menginginkan nikmat tersebut hilang dari mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan umatnya tentang bahaya dari hasad, yang bisa merusak hati dan menggerogoti pahala seseorang seperti api memakan kayu bakar.

Hasad: Api yang Memakan Kayu Kering

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

”Hindarilah hasad, karena hasad memakan (menghapus) kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”(HR. Abu Dawud)

Hadis ini menggambarkan betapa berbahayanya hasad bagi seseorang. Seperti api yang melahap kayu kering hingga habis, hasad dapat menghabiskan amal kebaikan kita. Hasad tidak hanya merusak hubungan dengan orang lain, tetapi juga menghancurkan kedamaian dalam hati, menciptakan rasa tidak puas, iri, dan dengki yang terus membesar.

Urgensi Melapangkan Dada

Dalam menghadapi perasaan hasad, Islam sangat menganjurkan kita untuk melapangkan dada, menerima apa yang telah Allah berikan kepada kita dan orang lain, serta bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan. Melapangkan dada adalah salah satu bentuk ketundukan kepada takdir Allah, yang akan membawa kedamaian dan ketentraman dalam hati.

Allah SWT berfirman:

”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Maka mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS. An-Nisa)

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak iri terhadap pemberian Allah kepada orang lain. Sebaliknya, kita harus memohon kepada Allah agar melapangkan hati kita dan memberikan kita keberkahan dalam hidup.

Doa untuk Terhindar dari Hasad

Dalam menghadapi hasad, terdapat doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memohon perlindungan dari penyakit hati ini. Berikut adalah doa yang dianjurkan untuk dibaca:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا، إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Allahumma inni a’udzu bika min sharri nafsi wa min sharri kulli daabbatin anta akhidhun binashiyatiha, inna rabbi ‘ala shiratin mustaqim. (HR. Abu Dawud)

Doa ini bermakna meminta perlindungan dari keburukan diri sendiri dan dari semua makhluk yang jahat. Hal ini mencakup pula perlindungan dari perasaan hasad yang dapat merusak diri kita dan hubungan dengan orang lain.

Pantun Penutup

Baris di sawah elok berisi,

Talauak sarang di pinggir balai.

Hasad hati diri merugi,

Diri menyesal sampai berlalai.

Tampuruang buliah di talampik,

Tapi hasad tibo jo hilang.

Melapangkan dada elok dididik,

Hidup bahagia jo nan malang.

Pantun ini mengingatkan kita bahwa hasad hanya akan merugikan diri sendiri, membuat kita kehilangan ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, melapangkan dada dan menerima takdir Allah dengan ikhlas akan membawa kedamaian dan kebahagiaan sejati.

Hasad adalah penyakit hati yang dapat menghancurkan amal kebaikan dan merusak hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu melapangkan dada, menerima takdir Allah, dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan. Dengan berdoa dan menjaga hati dari hasad, kita akan terhindar dari perasaan iri yang merusak dan mendapatkan ketenangan jiwa.

Marilah kita selalu berusaha menjadi hamba yang ikhlas dan terhindar dari penyakit hasad, serta selalu memohon perlindungan dari Allah agar hati kita tetap bersih dan tenang. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini