Sifat Takut dan Harap
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata : Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam datang kepada seorang pemuda yang hendak meninggal, maka beliau berkata :

“Bagaimana keadaanmu ?”

Pemuda itu menjawab: “Demi Allah ya Rasulullah, sungguh saya sangat berharap kepada (rahmat) Allah dan saya sangat takut akan (siksa Allah) atas dosa-dosa saya.”

Maka Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam berkata:

“Tidaklah dua perkara tersebut ada pada hati seorang hamba yang dalam keadaan seperti ini, kecuali Allah akan memberikan apa yang diharapkannya dan akan Allah amankan ia dari apa yang ditakutkannya.”

(HR. Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah dan Imam Abdullah bin Imam Ahmad)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1.Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan ar-raja’ (berharap) adalah bahwa jika seorang hamba melakukan kesalahan (dosa atau kurang dalam melaksanakan perintah Allah) maka hendaknya dia bersangka baik kepadaNya dan berharap agar Dia menghapuskan (mengampuni) dosanya, demikian pula ketika dia melakukan ketaatan (kepadaNya) dia berharap agar Allah menerimanya.

2.Adapun orang yang bergelimang dalam kemaksiatan kemudian dia berharap Allah tidak menyiksanya (pada hari kiamat) tanpa ada rasa penyesalan (takut ) dan (kesadaran untuk) meninggalkan perbuatan maksiat (tanpa melakukan taubat yang benar kepada Allah), maka ini adalah orang yang tertipu (oleh setan)”

  1. Maka roja’ dan khauf harus selalu ada pada  seseorang maka akan sampai  cinta, ridha dan  surga Allah, Insyaa Allah.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al  Qur’an :

Dua sifat inilah yang dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang paling mulia di sisiNya yaitu khouf dan roja’, para Nabi dan Rasul  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sehingga Allah Ta’ala  memuji mereka dalam firmanNya,

“Sesungguhnya mereka adalah orang orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka (selalu) berdoa kepada Kami dengan (perasaan) harap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu”.

(QS. al-Anbiyaa’ :90)

Karena itulah Al-Hasan Al- Basri rahimahullah pernah mengatakan bahwa orang mukmin mengerjakan amal-amal ketaatan, sedangkan hatinya dalam keadaan takut, bergetar, dan khawatir; sementara orang yang durhaka mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat dengan penuh rasa aman.

Maka orang yang  merasa  aman dari  siksa Allah  termasuk orang yang rugi.

“Patutkah mereka (bersukaria) sehingga mereka merasa aman akan rancangan buruk (balasan azab) yang diatur oleh Allah ? Kerana sebenarnya tidak ada yang merasa aman dari rancangan buruk (balasan azab) yang diatur oleh Allah itu melainkan orang- orang yang rugi”.

(QS. Al-A’raf : 99)

Orang yang  terlalu berat  khouf (takut) tanpa ada roja’ maka bisa putus asa. Dan putus asa sifat orang kafir

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir”.

(QS. Yusuf : 87)

Insya Allah bermanfaat.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini