Fitrah Manusia
UM Surabaya

*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur

Dienul Islam hadir di muka bumi ini sebagai petunjuk dan membawa keselamatan bagi umat manusia.

Rasulullah Saw diutus sebagai rahmatan Lil alamin sekaligus menjadi sumber ilmu pengetahuan dalam mengamalkan dienul Islam menuju kebahagiaan yang haqiqi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَاَ قِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ الْقَيِّمِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ يَوْمَئِذٍ يَّصَّدَّعُوْنَ

“Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari (Kiamat) yang tidak dapat ditolak, pada hari itu mereka terpisah-pisah.”

مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهٗ  ۚ وَمَنْ عَمِلَ صَا لِحًا فَلِاَ نْفُسِهِمْ يَمْهَدُوْنَ

“Barang siapa kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barang siapa mengerjakan kebajikan maka mereka menyiapkan untuk diri mereka sendiri (tempat yang menyenangkan),”

مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهٗ  ۚ وَمَنْ عَمِلَ صَا لِحًا فَلِاَ نْفُسِهِمْ يَمْهَدُوْنَ

“Barang siapa kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barang siapa mengerjakan kebajikan maka mereka menyiapkan untuk diri mereka sendiri (tempat yang menyenangkan),”
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 42-44)

Manusia hidup perlu bimbingan dan petunjuk untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat dan hidupnya terarah.

Jelas sekali bahwa fitrah mereka adalah senang pada agama Islam dan berwawasan global dalam menghadapi kehidupan yang Indah dan global penuh tantangan.

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan dienul Islam untuk manusia agar hidupnya terarah

اَفَغَيْرَ دِيْنِ اللّٰهِ يَبْغُوْنَ وَلَهٗۤ اَسْلَمَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّاِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ

“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 83)

2. Fitrah manusia hidup untuk beribadah pada Allah

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

مَاۤ اُرِيْدُ مِنْهُمْ مِّنْ رِّزْقٍ وَّمَاۤ اُرِيْدُ اَنْ يُّطْعِمُوْنِ

“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku.”

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّا قُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

“Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.”
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56- 58)

3. kategori fitrah ada lima jenis
Abu Hurairah juga meriwayatkan hadis dari Rasulullah yang menyatakan: “Fitrah itu ada lima: berkhitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.”
(HR al-Bukhari dan Muslim)

4.Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang fitrah manusia

Ar-Rum, ayat 30-32
{فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (30) مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (31) مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (32) }

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman, bahwa luruskanlah wajahmu menghadap kepada agama yang telah disyariatkan oleh Allah bagimu, yaitu agama yang hanif, agama Ibrahim, yang telah ditunjukkan oleh Allah kepadamu dan disempurnakan-Nya bagimu dengan sangat sempurna. Selain dari itu kamu adalah orang yang tetap berada pada fitrahmu yang suci yang telah dibekalkan oleh Allah kepada semua makhluk-Nya. Karena sesungguhnya Allah telah membekalkan kepada semua makhluk-Nya pengetahuan tentang keesaan-Nya, dan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pembahasan yang terdahulu dalam tafsir firman-Nya:

{وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى}

dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami)” (Al-A’raf: 172)

Di dalam sebuah hadis disebutkan:

“إني خلقت عِبَادِي حُنَفاء، فَاجْتَالَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ عَنْ دِينِهِمْ”

Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif kemudian setan-setan menyesatkan mereka dari agamanya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini