Rahasia Ketenangan Jiwa dalam Ajaran Islam
foto: adobestock
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

Don’t keep being sad about what happens. Life is a cycle, face it with a smile.”

(Jangan terus-menerus bersedih atas apa yang menimpa. Hidup adalah perputaran, hadapi dengan senyuman)

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, sering kali kita merasa kesulitan menemukan ketenangan batin.

Padahal, hidup tenang dan hati yang tentram merupakan dambaan setiap manusia. Islam, sebagai agama yang penuh rahmat, menawarkan solusi yang jelas untuk mencapai kedamaian jiwa ini.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Ayat ini menegaskan bahwa sumber utama ketenangan hati adalah keimanan yang mendalam dan kedekatan kepada Allah SWT.

Dengan terus mengingat Allah melalui zikir dan ibadah, hati akan merasa damai, sementara kekhawatiran dan kegelisahan akan lenyap.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, seorang ulama besar, menjelaskan bahwa ketenangan hati dapat dicapai melalui beberapa hal berikut:

  1. Zikrullah: Mengingat Allah SWT secara terus-menerus, baik dalam keadaan senang maupun sulit.

2. Tawakkal: Berserah diri sepenuhnya kepada Allah, yakin bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya dan untuk kebaikan kita.

3. Sabar: Menerima setiap takdir Allah dengan hati lapang, serta tidak mudah berputus asa dalam menghadapi ujian hidup.

4. Syukur: Selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, baik yang besar maupun yang kecil, serta tidak iri terhadap nikmat orang lain.

Dengan mengamalkan ajaran Islam, kita bisa meraih hidup yang lebih tenang dan hati yang lebih damai.

Zikir, tawakkal, sabar, dan syukur adalah pilar-pilar yang mampu menjadikan hidup kita lebih bermakna. Seiring dengan itu, kita akan merasakan kebahagiaan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Tidak ada alasan untuk terus bersedih atau khawatir berlebihan, karena hidup adalah perputaran.

Apa pun yang menimpa kita, baik atau buruk, dapat dihadapi dengan senyuman ketika kita yakin bahwa semua berada di bawah kendali Allah SWT. Semoga kita senantiasa berada dalam rahmat dan hidayah-Nya.

“Jangan terus-menerus bersedih atas apa yang menimpa. Hidup adalah perputaran, hadapi dengan senyuman.”

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini