Menegakkan Nilai Islam di Tengah Delegitimasi dan Janji Pertolongan Allah
foto: flickr
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muljono Redjosari

Umat Islam kerap merasakan hina di hadapan kaum kafir. Tidak jarang, agama kita dihina dan direndahkan, hingga sebagian dari kita merasa perlu mendekati bahkan bekerja sama dengan para pembenci Islam, rela menjual agamanya demi mendapatkan tempat di dunia.

Padahal, Allah telah menjanjikan kemuliaan dan pertolongan bagi hamba-Nya yang teguh menjalankan ajaran Islam. Bagi mereka yang mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, Allah akan meninggikan derajatnya.

Kemuliaan Diri

Allah telah menjanjikan kemuliaan tertinggi kepada umat Islam yang taat pada ajaran-Nya. Namun, dalam kenyataannya, banyak dari kita yang terpinggirkan secara ekonomi, politik, dan budaya.

Secara ekonomi, umat Islam tidak mendominasi sumber daya; secara politik, sering menjadi korban kekuasaan; dan secara budaya, kerap kali diperlakukan rendah saat menjalankan syariat agamanya.

Bahkan di negeri yang menjunjung kebebasan beragama, umat Islam merasa terpojok. Ajaran Islam sering kali dilabeli sebagai ancaman, dianggap sebagai musuh Pancasila, atau bahkan dituduh sebagai penyebar radikalisme dan terorisme.

Contoh yang nyata adalah pemaksaan pelepasan jilbab bagi Muslimah anggota Paskibraka, beberapa waktu lalu.

Namun, meski menjadi korban penghinaan, Allah memastikan kemuliaan dan peninggian derajat bagi hamba-hamba-Nya yang tetap teguh.

Allah berfirman dalam Surat Ali ‘Imran ayat 139:

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak merasa lemah atau hina, meskipun berada dalam tekanan.

Situasi yang menekan dan mengancam umat Islam tidak seharusnya membuat kita merasa hina, apalagi sampai menghinakan diri di hadapan musuh-musuh Islam.

Menjual agama dengan merendahkan diri di hadapan para pembenci Islam hanya akan membuat kita semakin terinjak.

Sebaliknya, menjaga teguh nilai-nilai Islam adalah bentuk ujian yang akan dihadiahi pertolongan dari Allah bagi mereka yang istiqamah di jalan-Nya.

Istikamah dalam Memegang Teguh Ajaran

Menjaga keistiqamahan dalam menjalankan nilai-nilai Islam memang bukan perkara mudah. Tetapi Allah menjanjikan pertolongan-Nya bagi mereka yang memilih jalan ini.

Apa yang dialami oleh para nabi dan rasul menjadi bukti nyata bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman.

Allah tidak menolong para nabi dan rasul secara instan. Mereka harus melalui ujian dan cobaan dalam menghadapi musuh-musuh Allah. Nabi Musa, misalnya, diutus untuk menasihati Fir’aun dengan penuh kelembutan, tetapi ditolak mentah-mentah.

Meskipun berbagai mukjizat telah ditunjukkan, Fir’aun tetap menuduh Musa sebagai tukang sihir hingga akhirnya Allah menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya.

Begitu juga dengan perjuangan Nabi Muhammad saw, yang dituduh sebagai tukang sihir dan orang gila. Namun, Nabi tetap tegar bersama para sahabatnya dalam menyebarkan risalah.

Allah kemudian menurunkan pertolongan-Nya, seperti yang terjadi dalam perang Badar, di mana pasukan Muslim yang hanya berjumlah 313 berhasil mengalahkan 1.000 pasukan Quraisy.

Pertolongan Allah juga nyata dalam berbagai peristiwa lainnya, di mana kaum Muslimin, meski jumlah mereka sedikit, mampu mengalahkan musuh-musuh yang jumlahnya lebih besar.

Sejarah membuktikan bahwa kekuatan iman dan ketaatan kepada Allah adalah senjata utama dalam menghadapi segala bentuk tekanan dan ancaman.

Al-Qur’an menegaskan bahwa Allah akan menolong orang-orang beriman dan membalas para pendosa yang menolak cahaya Islam. Allah berfirman dalam Surat Ar-Rum ayat 47:

“Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan yang cukup, lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.”

Allah mewajibkan diri-Nya untuk menolong orang-orang beriman yang memegang teguh agama sebagai risalah kebenaran.

Pertolongan-Nya adalah bentuk kemuliaan bagi mereka yang menghidupkan agama Allah dengan istikamah.

Surabaya, 29 September 2024

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini