Menggapai Ampunan di Antara Dosa dan Keutamaan Amalan
foto: zawaj
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Siapa yang bisa menjamin dirinya benar-benar terlepas dari dosa walau hanya sehari? Setiap bagian tubuh kita—mata, telinga, mulut, tangan, kaki, bahkan hati—terus-menerus menghadapi godaan dan nafsu.

Nafsu dan setan menjadi tantangan yang harus dihadapi manusia setiap hari. Jika kita mampu menahan dan mengendalikan nafsu, tentu kemenangan dan pahala menanti. Namun, bila kita terjatuh, dosa akan mengitari kita.

Rasulullah ahallāallāhu alaihi wasallam bersabda: “Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertobat.” (HR. Tirmiżi 2499, Ṣahih al-Targīb 3139)

Hadits ini menekankan bahwa kesalahan atau dosa adalah bagian dari hidup manusia. Namun, Allah selalu memberikan jalan keluar: taubat dan ampunan.

Dalam hadis qudsi, Allah Ta’ala berfirman:

“Wahai hambaKu, sesungguhnya kalian semua melakukan dosa pada siang dan malam, namun Aku Maha Pengampun atas segala dosa. Mintalah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian.” (HR. Muslim)

Hadits ini menggambarkan kelemahan manusia dalam melawan syahwat dan godaan setan. Namun, pintu ampunan selalu terbuka bagi mereka yang mau bertaubat dengan sungguh-sungguh.

Pemahaman yang Keliru

Kadang-kadang, pengetahuan tentang luasnya ampunan Allah disalahpahami. Sebagian orang dengan mudah melakukan dosa dengan keyakinan bahwa Allah pasti akan mengampuni. Ada dua kelompok yang sering salah paham dalam hal ini:

1. Orang yang Tidak Berilmu

Orang ini tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang betapa luasnya ampunan Allah. Mereka mungkin putus asa karena merasa dosanya terlalu besar untuk diampuni.

Akibatnya, mereka terjerumus lebih dalam ke dalam dosa tanpa keinginan untuk bertaubat.

Oleh karena itu, menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap Muslim, seperti sabda Rasulullah: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Dengan ilmu, seseorang akan lebih mudah memahami jalan yang benar dan mengetahui bagaimana menghadapi dosa serta godaan dengan tobat.

2. Orang yang Berilmu tapi Salah Menafsirkan

Orang ini memahami dalil-dalil tentang ampunan, tetapi menafsirkan dengan cara yang salah. Mereka berpikir bahwa mereka bisa terus melakukan maksiat karena Allah Maha Pengampun.

Ini adalah pemahaman yang berbahaya. Banyak kisah nyata menunjukkan bagaimana seseorang yang terlihat saleh bisa berakhir dengan kematian yang buruk (su’ul khatimah).

Rasulullah shallāallāhu alaihi wasallam bersabda: “Ada di antara kalian yang melakukan perbuatan ahli surga sampai jaraknya dengan surga hanya tinggal sehasta. Tetapi, karena ketentuan Allah, dia melakukan perbuatan ahli neraka dan akhirnya masuk neraka.” (HR. Bukhari Muslim)

Bagaimana jika ketika melakukan dosa, tiba-tiba malaikat maut datang menjemput? Bukankah setiap amal tergantung pada akhir hidup seseorang?

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari)

Amalan Penghapus Dosa

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullāh menjelaskan tiga amalan utama yang bisa menghapus dosa:

Tobat
Istighfar (memohon ampun)
Amal saleh
Tentang amal saleh, Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan.” (QS. Hud: 114)

Rasulullah juga bersabda: “Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapus dosa.” (HR. Ahmad dan Tirmiżi)

Amalan Harian Penghapus Dosa

Ada beberapa amalan harian yang bisa menjadi penghapus dosa dan mendatangkan ampunan Allah, antara lain:

  • Zikir sebelum tidur
    Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang sebelum tidur membaca ‘lā ilāha illā al-lāh…’ maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya sebanyak buih lautan.” (HR. Ibnu Hibban)
  • Bangun di malam hari untuk berzikir atau salat
    Nabi bersabda: “Barang siapa bangun malam dan mengucapkan ‘lā ilāha illā al-lāh…’, kemudian memohon ampun atau berdoa, maka akan dikabulkan.” (HR. Bukhari)
  • Langkah kaki menuju masjid
    “Barangsiapa berjalan ke masjid untuk salat, satu langkahnya menghapus dosa, dan yang lain meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim)
  • Menyempurnakan wudu dalam kesulitan
    “Menyempurnakan wudu dalam kondisi sulit, banyak langkah menuju masjid, dan menunggu salat setelah shalat adalah amal yang menghapus dosa.” (HR. Muslim)
  • Salat lima waktu
    “Salat lima waktu dan shalat Jumat ke Jumat berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, selama tidak melakukan dosa besar.” (HR. Muslim)
  • Zikir setelah salat
    “Barangsiapa berzikir setelah shalat dengan membaca ‘subhānallāh, al-hamdu lillāh, Allāhu akbar’ sebanyak 33 kali, maka dosa-dosanya diampuni.”(HR. Muslim)
  • Mencari nafkah untuk keluarga
    Rasulullah bersabda: “Barangsiapa diuji dengan anak-anak perempuan dan berbuat baik kepada mereka, maka mereka menjadi penghalang dari neraka.” (HR. Bukhari Muslim)

Amalan-amalan di atas adalah contoh-contoh nyata yang bisa kita lakukan untuk menghapus dosa.

Namun, kunci utama mendapatkan ampunan Allah adalah dengan tetap menjaga tauhid. Hanya dengan tauhid yang murni, seseorang bisa berharap mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah.

Jangan pernah salah memahami ampunan Allah sebagai izin untuk terus berbuat dosa, tetapi jadikanlah pengetahuan ini sebagai jalan untuk memperbaiki diri dan terus mendekat kepada-Nya. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini