Syirik Akbar dan Ashghar, Perusak Amalan dan Iman
foto: blog.quranmajeed
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Perbuatan yang tercampur dengan syirik akan merusak amalan. Dalam Islam, syirik (menyekutukan Allah) merupakan dosa terbesar yang sangat berbahaya. Allah Ta’ala menegaskan bahwa syirik dapat menghapuskan amal kebaikan.

Jika yang dilakukan adalah syirik akbar (syirik besar), maka seluruh amalan akan terhapus. Sedangkan jika yang dilakukan adalah syirik ashghar (syirik kecil), maka amalan yang tercampur dengan kesyirikan tersebut yang terhapus, bukan seluruh amalan.

Allah Ta’ala berfirman:

“Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu: Sungguh, apabila kamu berbuat syirik, pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)

Ayat ini memberikan peringatan keras tentang betapa syirik merusak semua amal ibadah dan ketaatan.

Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat ini dijelaskan bahwa syirik meniadakan nilai amal dan menempatkan pelakunya dalam posisi yang merugi, baik di dunia maupun akhirat.

Bahkan, tujuan utama dakwah para Rasul adalah meluruskan akidah umat manusia, yakni agar mereka hanya beribadah kepada Allah dan meninggalkan kesyirikan. Allah Ta’ala menegaskan hal ini dalam firman-Nya:

“Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan: ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thoghut (segala yang disembah selain Allah).'”
(QS. An-Nahl: 36)

Para ulama menegaskan pentingnya tauhid, yaitu mengesakan Allah dalam ibadah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa tauhid adalah pondasi dasar agama, dan kesyirikan adalah lawannya yang menghancurkan segala bentuk ketaatan.

Menurut Imam An-Nawawi, syirik akbar dapat menghilangkan semua pahala ibadah, sedangkan syirik ashghar, seperti riya (pamer), akan menghapus amalan yang terpengaruh olehnya.

Selain itu, Allah Ta’ala juga berfirman tentang dosa syirik yang tidak diampuni jika pelakunya tidak bertaubat:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa: 48)

Dalam tafsir Al-Qurthubi, ayat ini dijelaskan bahwa meskipun Allah Maha Pengampun, syirik menjadi pengecualian karena dosa ini melanggar hak Allah yang paling mendasar, yaitu keesaan-Nya.

Bagaimana Agar Terhindar dari Syirik?

Mempelajari dan memahami tauhid: Belajar tentang tauhid dan mengenal syirik sangat penting agar seseorang dapat membedakan mana ibadah yang benar dan mana yang mengandung kesyirikan.

Berdoa memohon perlindungan dari syirik: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa agar dilindungi dari segala bentuk syirik. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Rasulullah bersabda:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari sesuatu yang tidak aku ketahui.”

Dengan memahami konsekuensi dari syirik dan menguatkan keimanan melalui tauhid, semoga kita semua dijauhkan dari bahaya kesyirikan, baik besar maupun kecil.

Wallahu a’lam bish-shawab. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini