Menelusuri Hari Kiamat, Bagaimana Kondisi Kita di Padang Mahsyar?
Ilustrasi: kodokoala
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan melaksanakan segala kewajiban serta menjauhkan diri dari apa yang diharamkan-Nya.

Kita semua mengetahui bahwa manusia menjalani dua kehidupan: kehidupan di dunia sebagai yang pertama dan kehidupan di akhirat sebagai yang kedua.

Namun, banyak yang meragukan keberadaan akhirat, ada yang mengatakan, “Hiduplah sesuka hati sekarang, karena tidak ada kehidupan setelah mati.” Namun, di akhirat nanti, mereka akan berkata dengan penuh kesadaran:

“Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan bagi kami untuk keluar dari neraka?”(QS. Ghafir: 11)

Karena setiap hari manusia berinteraksi dengan dunia dan segala kebutuhan serta peranannya di dalamnya, kesadaran tentang akhirat sering kali menipis, bahkan hilang.

Mereka tidak yakin dengan adanya akhirat dan menolak fakta yang pasti terjadi. Karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana kondisi akhirat dan apa yang telah Allah ceritakan tentangnya agar kita dapat merenungkan kembali hakikat kehidupan dunia yang hanya bersifat sementara dan penuh dengan permainan.

Salah satu babak dari kehidupan akhirat adalah padang mahsyar, tempat manusia dikumpulkan. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: Tuhanku akan menghancurkannya di hari kiamat sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan bekas gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi.” (QS. Tha-Hah: 105-107)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan di suatu tanah lapang yang putih kemerahan, seperti gandum yang bersih. Tidak ada tanda apa pun di sana.” (HR. Al-Bukhari: 6521)

Pada saat itu, bumi akan menjadi hamparan datar, tanpa gunung, sungai, atau tanda-tanda lainnya. Di sanalah manusia dikumpulkan setelah dibangkitkan dari kematian melalui tiupan kedua sangkakala.

Allah berfirman:

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusan masing-masing.” (QS. Az-Zumar: 68)

Manusia akan dikumpulkan tanpa alas kaki, tanpa pakaian, dan belum dikhitan. Matahari akan didekatkan hanya sejauh satu mil, meski saat ini jarak matahari jutaan kilometer saja sudah membuat kita merasakan panas.

Di hari itu, setiap manusia akan dibangkitkan sesuai amal terakhir yang dilakukannya di dunia. Ada yang bangkit dengan kemuliaan karena mati syahid, darah mereka berbau harum.

Ada yang dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah karena wafat saat haji. Namun, bagi mereka yang meninggal dalam maksiat, Allah akan membangkitkan mereka dalam kondisi penuh kehinaan dan membuka aib di hadapan seluruh manusia.

Allah berfirman:

“Dan Kami akan menggiring orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (QS. Maryam: 86)

Orang-orang yang berbuat dosa dan bermaksiat akan digiring dalam keadaan kehausan dan ketakutan, seperti hewan, untuk dilemparkan ke dalam neraka. Hari itu penuh dengan kengerian, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

“Pada hari itu, manusia mengikuti suara penyeru dengan tidak berbelok-belok, dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.” (QS. Tha-Hah: 108)

Pemandangan di Padang Mahsyar adalah kondisi gaib yang tak bisa kita nalar dengan akal terbatas. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Pada hari kiamat nanti, matahari mendekat kepada makhluk hingga hanya berjarak satu mil. Pada saat itu, keringat manusia akan tergantung pada amalnya. Ada yang keringatnya mencapai mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri.”

Manusia akan berada dalam kondisi ini selama 50.000 tahun, sebuah derita panjang akibat salah menjalani hidup yang hanya sementara di dunia. Di padang mahsyar, orang-orang beriman akan dibebaskan dari rasa takut, sementara yang lainnya tersiksa karena beratnya kondisi dan dipermalukan.

Allah berfirman:

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap Allah dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij: 4)

Oleh karena itu, janganlah kita tertipu oleh kehidupan dunia yang singkat ini. Allah telah berpesan:

“Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar. Maka janganlah kehidupan dunia memperdayai kalian, dan janganlah setan yang pandai menipu memperdayakan kalian dari Allah.” (QS. Faathir: 5)

Mari kita renungkan bagaimana keadaan kita di Padang Mahsyar, sebuah pengingat agar tidak lalai dalam menjalani kehidupan dunia yang fana ini. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini