Hidup dalam Naungan Aturan Ilahi
foto: linkedin
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Hidup bahagia adalah keinginan yang didambakan setiap orang. Namun, sering kali kita lupa bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang dapat kita capai secara instan atau tanpa usaha.

Mengasah rasa untuk hidup bahagia adalah sebuah proses yang melibatkan kesadaran diri, pengembangan emosi positif, dan adopsi pola pikir yang mendukung.

Agar kita dapat meraih kebahagiaan dalam kehidupan dunia yang sementara ini, ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan.

Mengikuti Aturan Allah untuk Hidup Bahagia

Untuk hidup bahagia, kita harus menjalankan aturan Allah. Hal ini karena ketika Allah menciptakan manusia, Dia juga menetapkan ujian dan tantangan yang akan menyertainya. Seperti firman Allah:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”
(QS. Al-Balad: 4)

Allah juga menjelaskan bahwa setiap hamba-Nya akan diuji dengan berbagai cobaan:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2)

Dari ayat-ayat tersebut, kita bisa memahami bahwa setiap saat manusia dihadapkan pada berbagai masalah, baik yang muncul dari dalam dirinya sendiri maupun yang berkaitan dengan orang lain, terutama keluarga, tetangga, dan teman.

Oleh karena banyaknya ujian yang harus dihadapi, Allah memberikan aturan dan panduan untuk menghadapi masalah tersebut. Aturan ini akan membantu manusia mengatasi segala tantangan hidup jika mereka menjalankannya dengan baik.

Allah SWT berfirman:

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sungguh, Allah telah mengatur urusan-Nya. Sungguh, Allah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Sebaliknya, Allah juga memperingatkan bahwa siapa yang berpaling dari perintah-Nya akan menjalani hidup yang jauh dari kebahagiaan:

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit.” (QS. Thaha: 124)

Cara Menjalankan Aturan Allah

Agar bisa menjalankan aturan Allah, kita perlu mempelajarinya terlebih dahulu, kemudian melaksanakannya secara bertahap.

Menjalankan aturan Allah berarti hidup dengan mengikuti hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh-Nya. Aturan-aturan ini mencakup semua aspek kehidupan, termasuk ibadah, muamalah (hubungan sosial), adab, dan akhlak.

Aturan-aturan Allah yang tertulis dalam Al-Qur’an dan hadits bukan sekadar kumpulan perintah dan larangan. Mereka adalah pedoman hidup yang menyeluruh untuk membimbing manusia menuju kehidupan yang seimbang, penuh berkah, dan bahagia.

Menerima Bahwa Semua yang Ada di Dunia Ini Sementara

Salah satu kunci kebahagiaan adalah menerima bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara. Tidak ada yang abadi di dunia ini, termasuk kesedihan dan kebahagiaan. Baik kebahagiaan maupun penderitaan datang dan pergi.

Dengan menerima kenyataan ini, kita bisa melepaskan diri dari ketergantungan pada hal-hal duniawi dan lebih menghargai apa yang kita miliki.

Allah SWT berfirman:

“Yaitu, orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Innalillahi wainna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya).” (QS. Al-Baqarah: 156)

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga mengajarkan bahwa ketika kita ditimpa musibah, kita sebaiknya mengucapkan:

“Qadarullah wa ma sya’a fa’ala (hal ini telah ditakdirkan Allah dan Allah berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya).” (HR. Muslim)

Menerima kenyataan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini dapat membantu kita menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.

Meskipun demikian, menerima takdir bukan berarti kita harus pasrah tanpa usaha. Kita tetap perlu menciptakan harapan, berdoa, dan berusaha sembari menerima apa pun yang Allah takdirkan.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Ujian dan Kemudahan dari Allah

Islam mengajarkan bahwa di balik setiap ujian yang dihadapi manusia, selalu ada jalan keluar yang Allah sediakan.

Tidak ada ujian yang terlalu berat jika dihadapi dengan keimanan dan tawakal kepada-Nya. Allah tidak akan membebani seseorang melebihi kemampuannya.

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

“Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah: 286)

Pada akhirnya, kebahagiaan sejati tidak terletak pada seberapa lama kita hidup, tetapi seberapa baik kita mengisi waktu dengan menaati aturan Allah dan menerima segala yang telah Allah takdirkan kepada kita.

Semoga kita semua bisa menjalani hidup sesuai dengan aturan Allah dan meraih kebahagiaan yang hakiki. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini