Buka Revitalisasi Pengkaderan Mubaligh, Syafig A Mughi Ingatkan Pentingnya Manager Tabligh
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Syafiq A Mughni didampingi Ustaz Adi Hidayat menyerahkan sertifikat mubaligh untuk para mubaligh di Majelis Tabligh Jawa Timur.
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Syafiq A Mughni secara resmi membuka kegiatan revitalisasi arah program kemasjidan dan pengkaderan mubaligh Muhammadiyah Aula Mas Mansur Kantor Pimpinan wilayah Muhammadiyah (PMW) Jatim, Jalan Kertomenanggal, Surabaya, Sabtu (19/10/2024).

Kegiatan direncanakan berlangsung Sabtu – Ahad (19- 20/10/2024) dihadiri utusan majelis tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Aisyiyah se Jawa Timur. Penyampaikan materi selain dari Ustaz Adi Hidayat juga dari sejumlah pimpinan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

Prof Syafiq A Mughni menyambut dengan senang hati kegiatan tersebut. Melalui kegiatan ini diharapkan keterampilan dakwah para mubaligh Muhammadiyah makin hari makin meningkat, sehingga efektifitas dakwah makin terasa.

“Selama ini mubaligh Muhammadiyah dikenal tidak banyak gaya, Lurus kenceng tidak belok, tidak bisa bergaya, semoga dengan acara ini ketermpialn makin meninkat, sehingga efektifitas meningkat,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Syafiq A. Mughni mengingatkan pentingnya dua kelompok yang harus ada di Majelis Tabligh Muhammadiyah ke depan.

Pertama, manajer tabligh, yang bertugas merancang kinerja, pendanaan, kaderisasi. Ia tidak harus pandai pidato tapi harus bisa memeneg agar sampai ke tujuan persyarikatan.

Kedua, para muballigh yang pandai berpidato. Tabligh adalah penyiaran komunikasi dengan masyarakat. Biasanya para muballigh menyampaikan di suatu tempat kemudian ditinggal. Dan tidak ditindaklanjuti. Tetapi kalau ada yang manajemen bagus dan kemampuan retorika bagus maka ia luar biasa bagi persyarikatan Muhammadiyah.

“Tipe idealnya adalah ustaz Adi Hidayat dan semoga semakin banyak kader yang punya kemampuan double itu dan inilah kemampuan dai yang kita inginkan,” ujarnya.

Syafiq juga menyampaikan, tiga hal penting yang harus dimiliki oleh Muballigh Muhammadiyah bahkan semua lembaga di Muhammadiyah. Pertama, harus punya niat dan motivasi yang kuat, untuk apa kita berdakwah. Karena sebagai muballigh adalah pilihan yang tentu ada reaseniong tanpa motivasi yang kuat akan susah kegiatan tabligh itu dilakuakan.

Baca juga: UAH: Tanda Cinta Allah dalam Getaran Iman dan Janji Surga

Kemudian ia menegaskan bahwa niat saja tidak cukup seorang dai harus meniliki wawasan luas. Ia harus banyak baca, diskusi sehingga memiliki wawasan yang luas. jika tidak demikian, maka akan menjadi problem.

Termasuk dalam kaitannya dengan wawasan Ia menjelaskan salah satu problem wawasan dai hari ini adalah kurangnya kemampuan berbahasa Inggris. Sehingga dakwahnya dapat dinikmati  tidak hanya masyarakat local, namun bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas.

“Dakwah itu perlu pergaulan yang banyak sehingga memiliki banyak prespekti,” jelasnya.

Sedangkan kemampuan ketiga yang perlu dimiliki yakni, skill kemampuan teknis tentang tata cara  berpidato, intonasinya, sistematikanya,.

“Meskipun seorang dai memiliki semangat dan wawasan yang luas akan tetapi tidak memiliki skill komunikasi yang baik, maka akan gagal menjadi muballigh baik,” ujarnya.

Sebelumnya, mewakili tuan rumah, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim Dr. Sulthon Amien menyambut baik kegiatan tersebut. Menurutnya, sudah seharusnya Muhammadiyah sebanyak mungkin “memanfaatkan” keberadaan Ustaz Adi Hidayat.

“Orang langka seperti Ustaz Adi Hidayat harus diselamatkan terlebih dulu.Semoa Ustaz terus diberikan kesehatan, sehingga terus bisa membersamai dakwah Muhammadiyah.  Meski tidak mudah untuk menjadi UAH seperti sekarang. Namun kemampuan beliau harus di-clonning,” jelasnya. (fajar islami)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini