Hasad, Penyakit Hati yang Menggerogoti Kebaikan
Illustrsi: istock
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Hasad atau iri dengki adalah penyakit hati yang bisa menjangkiti siapa saja. Setiap orang perlu waspada terhadapnya, karena ia dapat merusak hubungan dan menghancurkan kebaikan.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya hasad adalah di antara penyakit hati, dan jarang sekali ada yang terbebas darinya.” Sebagaimana dikatakan, “Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari hasad. Namun, orang yang buruk hatinya akan menampakkannya, sedangkan orang yang mulia akan menyembunyikannya.”

Bahkan, Al Hasan Al Bashri pernah ditanya, “Apakah orang beriman bisa iri?” Ia menjawab, “Tidakkah engkau ingat kisah Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya?” Selama hasad tidak ditunjukkan melalui tindakan atau ucapan, maka tidak akan membahayakan kita.

Sifat ini bertolak belakang dengan takwa. Siapa pun yang mendapati sifat hasad dalam dirinya, hendaknya ia menghiasi dirinya dengan ketakwaan dan kesabaran, serta berusaha membenci sifat tersebut.

Seperti yang dijelaskan oleh Syaikh Nawawi dalam Nashaihul Ibad, hasad adalah bayangan buruk yang membuat seseorang berharap nikmat orang lain berpindah padanya.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Hasad memakan kebaikan seperti api melahap kayu bakar.” Abu Laits menambahkan bahwa hasad adalah dosa pertama di langit ketika Iblis menolak sujud kepada Nabi Adam karena dengki. Di bumi, dosa pertama karena hasad terjadi saat Qabil membunuh Habil.

Ada lima bencana yang menimpa orang yang hasad, menurut Abu Laits:

1. Hidupnya dipenuhi kegelisahan.

2. Musibah yang dialami tak berpahala.

3. Orang dengki akan selalu dicela.

4. Ia mendapatkan murka Allah.

5. Pintu pertolongan tertutup baginya.

Namun, Rasulullah saw menyebutkan ada dua bentuk hasad yang diperbolehkan, yakni iri kepada orang yang mengamalkan Al-Qur’an dan kepada orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah.

Hasad seperti ini dianggap sebagai bentuk motivasi untuk meningkatkan kebaikan, berbeda dengan hasad yang tercela, yang hanya menginginkan nikmat orang lain musnah.

Hasad dapat menjangkiti siapa saja, bahkan orang berilmu sekalipun. Mereka yang berilmu namun memiliki hasad termasuk kelompok manusia yang masuk neraka tanpa hisab, seperti dijelaskan oleh Abu Laits.

Solusi untuk mengatasi sifat hasad, menurut Syaikh Nawawi, adalah dengan memberikan nasihat yang baik dan berusaha menghapus dengki dengan kebaikan.

Sering kali kita melihat, orang kaya atau terkenal justru iri kepada mereka yang dianggap lebih rendah.

Mereka mungkin berkata, “Untuk apa saya iri kepadanya? Saya lebih kaya, lebih terkenal.” Namun, di balik kata-kata itu, terkadang tersimpan rasa hasad.

Hasad bukan hanya keinginan agar nikmat orang lain hilang, tetapi bahkan ketidaksukaan melihat orang lain memiliki nikmat pun sudah termasuk hasad.

Tidak menyampaikan pujian kepada saudara kita bisa menjadi tanda bahwa kita terjangkiti hasad.

Marilah kita waspada terhadap penyakit hati ini, karena hasad dapat merusak kebaikan dan membawa kita kepada keburukan. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini