Keajaiban Tasbih, Menguak Rahasia Alam dalam Memuji Allah
foto: adobestock
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“Langit yang tujuh dan bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”
(QS. Al-Isra’: 44)

Semua yang berada di langit dan di bumi mengekspresikan kebesaran Allah. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Al-Hadid: 1).

“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah, kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) ibadah dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nuur: 41)

Bertasbih berarti mensucikan Allah dari segala aib dan kekurangan, serta dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya. Ini adalah pujian yang disertai dengan kecintaan dan pengagungan.

Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan bahwa ketika Allah berfirman:

“Tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka,” artinya,
“Kalian tidak memahami cara tasbih mereka selain dengan lisan-lisan kalian.”
(Jami’ul Bayan, 14/607)

Ibnu Katsir rahimahullah juga menegaskan: “Allah mengabarkan bahwa segala yang berada di langit dan di bumi—mulai dari malaikat, manusia, jin, hewan, hingga benda mati—semuanya bertasbih kepada Allah.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:556)

Benda mati (jamaadaat) pun memiliki idrok (perasaan) yang hanya Allah yang mengetahuinya. Sebagaimana disebutkan dalam ayat 74 Surah Al-Baqarah:

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”

Mari kita berzikir, “Subhanallah wa bihamdih subhanallahil ‘adzhim”—dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan dicintai oleh Ar-Rahman.

Semoga kesehatan dan keberkahan senantiasa dilimpahkan kepada kita semua, serta kita selalu menjadi hamba Allah yang bersyukur, memiliki hati yang bersih, dan ikhlas dalam berbuat kebaikan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima taubat dan mengampuni dosa-dosa kita. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini