*) Oleh: Dr. Hairul Warizin
Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober bukan hanya sebuah selebrasi, tetapi lebih dari itu, merupakan momen berharga untuk mengingat kembali semangat juang dan pengorbanan para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal ini di tahun 1945, KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad, sebuah seruan yang membakar semangat santri untuk bangkit melawan penjajah demi menjaga kedaulatan bangsa.
Peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa santri adalah garda terdepan dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
Tahun ini, Hari Santri mengusung tema “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan.” Tema ini tidak hanya sekadar mengenang perjuangan di masa lalu, tetapi juga mengandung pesan penting bagi kita untuk melanjutkan semangat tersebut dalam menghadapi tantangan masa depan.
Menyambung juang berarti tidak berhenti pada capaian para pendahulu, tetapi meneruskan estafet perjuangan dengan semangat baru yang relevan dengan zaman.
Sebagai santri masa kini, kita dihadapkan pada tantangan yang berbeda. Jika dulu tantangannya berupa penjajahan fisik, kini bangsa kita menghadapi perang melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan.
Santri memiliki peran strategis dalam perjuangan ini. Pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu agama, tetapi juga pusat pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, keikhlasan, dan keberanian.
Santri dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri sebagai penjaga moral bangsa.
Menyambung juang, merengkuh masa depan juga berarti santri harus memiliki visi yang jauh ke depan.
Di era globalisasi ini, santri diharapkan tidak hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki wawasan luas di berbagai bidang, seperti teknologi, sains, dan ekonomi.
Dunia yang semakin terbuka menuntut santri untuk siap menjadi pemimpin yang mampu menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam yang mulia.
Di era globalisasi ini, santri memiliki peluang sekaligus tantangan yang besar. Persaingan semakin ketat, namun dengan berpegang teguh pada semangat juang dan keteladanan dari para pendahulu, santri diharapkan dapat meraih masa depan dengan optimisme dan keyakinan.
Mereka harus siap tampil sebagai agen perubahan yang membawa kemajuan bagi masyarakat, bangsa, dan agama.
Mari kita jadikan peringatan Hari Santri ini sebagai momentum untuk terus menyambung semangat perjuangan yang diwariskan oleh para ulama dan santri terdahulu.
Mari bersama-sama kita bangun masa depan yang lebih cerah dengan bekal ilmu, iman, dan amal.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita untuk terus berjuang dan mengabdi kepada bangsa serta agama. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News