Mendekatkan Pesantren Muhammadiyah dengan Masyarakat untuk Pendidikan Berkelanjutan
Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta
UM Surabaya

Berkhidmat di Muhammadiyah, khususnya di pondok pesantren, bukan sekadar menjalankan tugas harian, melainkan menjalankan misi mulia dengan totalitas dan keikhlasan.

Pesan ini disampaikan oleh Asep Purnama Bahtiar, Dewan Pakar Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dalam kunjungannya ke ‘Aisyiyah Boarding School Bandung (ABS) pada Senin (14/10/2024).

Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen dalam pengabdian dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mendidik generasi muda dengan nilai-nilai Islam Berkemajuan.

Asep menjelaskan bahwa berkhidmat di Pesantren Muhammadiyah memiliki dimensi yang lebih mendalam. Di pesantren, tanggung jawab tidak hanya terbatas pada pengajaran ilmu agama, tetapi juga mencakup pembentukan karakter santri agar siap menghadapi tantangan zaman.

“Berkhidmat adalah bagian dari ibadah. Kita harus menyadari bahwa pengabdian di pesantren adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah sekaligus mendidik generasi Islam yang kuat,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa niat yang tulus adalah kunci dalam berkhidmat. Pengabdian yang dilakukan tanpa pamrih, semata-mata karena Allah, akan mendatangkan keberkahan bagi diri sendiri, siswa, dan lembaga pendidikan itu sendiri.

Asep juga mengharapkan agar pesantren Muhammadiyah terus memegang teguh prinsip ini sebagai fondasi dalam mendidik para santri. Kolaborasi antara pendidik, pengurus pesantren, dan masyarakat sekitar sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif.

“Keberhasilan pendidikan di pesantren tidak dapat dicapai hanya melalui peran guru, tetapi memerlukan sinergi yang kuat dengan seluruh elemen di sekitar pesantren,” jelas Asep.

Ia menambahkan, pesantren Muhammadiyah memiliki misi untuk melahirkan generasi Muslim yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan kepekaan sosial.

Dalam praktiknya, pesantren Muhammadiyah di berbagai daerah telah membangun program pengabdian masyarakat yang melibatkan santri dan masyarakat sekitar.

Misalnya, di beberapa pesantren, santri melakukan kegiatan bakti sosial dengan mengadakan pengobatan gratis bagi masyarakat, atau menyelenggarakan kelas keterampilan untuk ibu-ibu rumah tangga.

Kegiatan ini tidak hanya mendekatkan pesantren dengan masyarakat, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi santri dalam berkontribusi dan belajar dari kehidupan nyata.

Dengan cara ini, pesantren Muhammadiyah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, membangun jembatan yang kokoh antara pendidikan dan kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk terus bekerja sama dalam memajukan lembaga pendidikan ini agar menjadi pusat pembinaan umat yang berkualitas. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini