Sabar Itu Capek
UM Surabaya

*)Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Mau belajar sabar?
Nanti kita akan ketemu orang-orang yang keras kepala kepada kita.

Mau belajar memaafkan?
Nanti kita akan ketemu orang-orang yang menyakiti kita.

Mau belajar memberi?
Sebentar lagi kita akan dihadapkan orang-orang yang kekurangan.

Mau rendah hati?
Tunggu saja, akan ada orang-orang yang merendahkan diri kita.

Hidup ini tak akan ada yang sempurna.

Kita tak perlu hidup yang sempurna untuk bisa menikmatinya.

Apa pun yang sedang kita hadapi, itulah proses belajar menjadi lebih bijaksana dan dewasa.

Jangan marah dan menggerutu, tapi belajarlah dan merespon dengan benar.

Hidup adalah proses pembelajaran dan kedewasaan.

Pembelajaran hanya bisa diperoleh pada situasi yang tidak sesuai harapan kita, bukan saat kenyamanan.
Jadi murid kehidupan dengan belajar bersyukur dan mengambil hal yang positif dari setiap peristiwa yang kita hadapi.

Berusahalah sabar dalam kesedihan,
berusahalah sabar dalam kekecewaan, berusahalah sabar dalam kesakitan, berusahalah sabar dalam musibah, berusahalah sabar dalam ujian hidup.

Sabar itu susah.
Sabar itu capek.
Sabar itu sakit.
Sabar itu bikin stres.

Akan tetapi jika kita mampu melewatinya,
maka sabar itu akan menjadi sebuah keikhlasan, dan arti sebuah kehidupan.

Ada kalanya dibutuhkan senyuman untuk menangis, ada kalanya dibutuhkan air mata untuk bahagia, ada kalanya dibutuhkan canda untuk melepas lelah, ada kalanya dibutuhkan capek untuk mengukur arti santai,
ada kalanya dibutuhkan musuh untuk menjadi damai, ada kalanya dibutuhkan teman untuk berbagi.

Semoga bermanfaat.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini