*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Al-Hafizh Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:
“Ketahuilah bahwa zaman tidak akan selalu berada dalam satu keadaan; sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla:
(Dan masa kejayaan dan kehancuran itu Kami pergilirkan di antara manusia agar mereka mendapat pelajaran) [QS. Ali Imran: 140].
Kadang kita miskin, kadang kaya; kadang jaya, kadang hina; terkadang para sahabat bergembira, dan terkadang musuh yang bersukacita.”
Namun, orang yang benar-benar bahagia adalah dia yang teguh pada satu prinsip, dalam keadaan apapun: takwa kepada Allah. Karena takwa memperindah segala kondisi, baik kaya maupun miskin.
– Jika dia kaya, takwanya mempercantik kekayaannya.
– Jika dia miskin, kesabarannya terbuka lebar.
– Jika urusannya dipermudah, nikmatnya sempurna.
– Jika diuji, dia tetap kuat menanggungnya.
Dia tidak terpengaruh oleh naik-turunnya zaman—apakah hidupnya susah atau mudah, kenyang atau lapar—karena semua itu akan sirna.
Takwa adalah fondasi keselamatan, yang akan menjaga dan tidak pernah lengah.
Kebahagiaan sejati tidak bergantung pada dunia, melainkan pada kekuatan takwa yang tetap dalam segala situasi.
📚 Shayd Al-Khathir (1/39).
——————————————————
قال ابن الجوزي رحمه الله :
” اعلم أن الزمان لا يثبت على حال ؛ كما قال عز وجل :
” وتلكَ الأيامُ نداولها بينَ الناس ” .
– فتارة فقر ، وتارة غنى، وتارة عز ، وتارة ذل ، وتارة يفرح الموالي ، وتارة يشمت الأعادي .
– فالسعيد من لازم أصلاً واحداً على كل حال، وهو تقوى الله عز وجل.
– فإنه إن استغنى زانته، وإن افتقر فتحت له أبواب الصبر، وإن عوفي تمت النعمة عليه، وإن ابتلى حملته، ولا يضره إن نزل به الزمان أو صعد، أو أعراه أو أشبعه أو أجاعه . .
💡 لأن جميع تلك الأشياء تزول وتتغير والتقوى أصل السلامة حارس لا ينام.
📔 صيد الخاطر : ( 1/ 39 )
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News