UM Surabaya

Pendekatan Sosio-Kultural dalam Memahami Risalah Tauhid

Pendekatan sosio-kultural menekankan bahwa pemahaman agama tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana agama itu berkembang.

Clifford Geertz, seorang antropolog terkemuka, memandang budaya sebagai sistem simbol yang memberi makna pada kehidupan sosial.

Dalam konteks Islam Jawa, praktik keagamaan mengandung makna mendalam yang tidak hanya mencerminkan pemahaman teologis, tetapi juga menciptakan identitas kultural melalui simbol dan ritual.

Islam di Jawa menunjukkan bagaimana tauhid dapat diinterpretasikan secara kontekstual. Praktik seperti slametan, yang melibatkan doa bersama dan penyajian makanan, adalah wujud dari integrasi antara ajaran Islam dan tradisi lokal.

Pemikiran Abduh yang lebih rasional dipandang sebagai upaya untuk memodernisasi pemahaman tauhid, sambil tetap menjaga kekayaan tradisi yang ada.

Pendekatan Antropologi: Peter Connolly dan Tradisi dalam Agama

Peter Connolly, dalam bukunya “Aneka Pendekatan Studi Agama”, mengajukan pendekatan antropologi yang menekankan pentingnya memahami bagaimana masyarakat menghayati ajaran agama dalam konteks budaya spesifik mereka.

Seperti dalam konteks praktik keagamaan di Eropa Tengah, di mana tradisi dan ritus Kristen berkembang seiring dengan nilai-nilai lokal, masyarakat Islam Jawa juga menggabungkan ajaran tauhid dengan kearifan lokal mereka.

Masyarakat Jawa telah lama beradaptasi dengan berbagai bentuk perubahan sosial dan religius. Tradisi lokal seperti slametan dan ritual-ritual keagamaan lainnya menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan pandangan antara ajaran rasional Abduh dan praktik lokal, masyarakat mampu menjembatani keduanya melalui proses negosiasi dan reinterpretasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini