UM Surabaya

Hidup sebagai bangsa yang mulia atau terbunuh menjadi syahid.

  1. Orang-Orang Mukmin Berjuang untuk Agama Islam

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُقَا تِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۚ وَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُقَا تِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ الطَّا غُوْتِ فَقَا تِلُوْۤا اَوْلِيَآءَ الشَّيْطٰنِ ۚ اِنَّ كَيْدَ الشَّيْطٰنِ كَا نَ ضَعِيْفًا

“Orang-orang yang beriman, mereka berperang di jalan Allah, dan orang-orang kafir berperang di jalan Tagut. Maka perangilah kawan-kawan setan itu (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 76)

2. Kaum Muslimin Harus Bangkit Melawan Kezaliman

فَقَا تِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۚ لَا تُكَلَّفُ اِلَّا نَـفْسَكَ وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ عَسَے اللّٰهُ اَنْ يَّكُفَّ بَأْسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ۗ وَا للّٰهُ اَشَدُّ بَأْسًا وَّاَشَدُّ تَـنْكِيْلًا

“Maka berperanglah engkau (Muhammad) di jalan Allah, engkau tidaklah dibebani melainkan atas dirimu sendiri. Kobarkanlah semangat orang-orang beriman (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah sangat besar kekuatan-Nya dan sangat keras siksaan-Nya.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 84)

3. Para Pejuang Tidak Boleh Melemah

وَلَا تَهِنُوْا فِى ابْتِغَآءِ الْقَوْمِ ۗ اِنْ تَكُوْنُوْا تَأْلَمُوْنَ فَاِ نَّهُمْ يَأْلَمُوْنَ كَمَا تَأْلَمُوْنَ ۚ وَتَرْجُوْنَ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا يَرْجُوْنَ ۗ وَ كَا نَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا

“Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan pula, sebagaimana kamu rasakan, sementara kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 104)

4. Berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim, membaca doa qunut nazilah termasuk mengikuti sunah Rasulullah saw.

Sebab, dahulu selama satu bulan Rasulullah SAW membaca qunut nazilah ketika para sahabat penghafal Al-Qur’an terbunuh di Sumur Ma’unah.

Dalam hadis lain, Rasulullah saw juga membaca doa qunut saat mendoakan keburukan atau kebaikan seseorang. Berikut dalilnya:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ عَلَى أَحَدٍ، أَوْ يَدْعُوَ لِأَحَدٍ، قَنَتَ بَعْدَ الرُّكُوْعِ…. (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبُخَارِيُّ)

“Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW ketika akan mendoakan keburukan atas seseorang atau mendoakan kebaikan bagi seseorang, maka beliau membaca qunut setelah rukuk.”
(HR Ahmad dan Al-Bukhari)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini