*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Berbicara tentang nikmat Allah, sudah seharusnya kita saling mengingatkan satu sama lain. Dalam surah Ar-Rahman, Allah SWT berulang kali mengingatkan kita dengan firman-Nya:
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS. Ar-Rahman)
Nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita begitu banyak, sehingga kita tidak akan mampu menghitungnya. Allah Ta’ala menegaskan dalam Al-Qur’an:
“Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34)
Allah juga berfirman dalam ayat lain:
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. An-Nahl: 18)
Karena itu, sangat penting bagi kita untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Allah. Dengan bersyukur, Allah SWT akan menambahkan nikmat-Nya kepada kita, sedangkan kufur nikmat hanya akan mendatangkan hukuman yang pedih. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)
Cara Mensyukuri Nikmat Allah
Mensyukuri nikmat Allah bukan sekadar ucapan lisan, tetapi melibatkan hati, lisan, dan amalan. Bersyukur dengan hati artinya meyakini bahwa semua nikmat dan karunia adalah pemberian Allah yang mutlak.
Dengan lisan, kita mengucapkan pujian dan rasa syukur kepada Allah, misalnya dengan memperbanyak mengucapkan Alhamdulillah. Dan dengan anggota badan, kita menggunakan semua karunia yang diberikan Allah untuk melakukan kebaikan, menjaga tangan, kaki, mata, telinga, serta segala kemampuan untuk hal-hal yang diridai oleh Allah SWT.
Kesombongan dengan mengklaim bahwa semua nikmat tersebut adalah hasil usaha sendiri adalah bentuk kufur nikmat yang bisa mengundang murka Allah.
Akibat dari Kufur Nikmat
Allah memberi contoh melalui sebuah perumpamaan tentang sebuah negeri yang dulunya aman dan tenteram, tetapi penduduknya kufur nikmat sehingga Allah menimpakan bencana kepada mereka. Allah SWT berfirman:
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram; rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat. Tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.”
(QS. An-Nahl: 112)
Kisah Qarun: Contoh Nyata dari Kufur Nikmat
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengisahkan tentang Qarun, seseorang yang hidup di zaman Nabi Musa AS dan dianugerahi kekayaan melimpah. Namun, alih-alih bersyukur, Qarun justru menyombongkan diri dan merasa bahwa kekayaannya adalah hasil dari usahanya sendiri. Allah SWT berfirman:
“Dia (Qarun) berkata, ‘Sesungguhnya aku diberi harta itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku.’ Tidakkah dia tahu bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta?”
(QS. Al-Qashash: 78)
Kesombongan Qarun ini mengundang azab Allah. Qarun bersama seluruh hartanya ditenggelamkan ke dalam bumi. Tidak ada satu pun kekayaan yang bisa menyelamatkannya. Firman Allah SWT:
“Maka Kami benamkan dia bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang (yang dapat) membela diri.” (QS. Al-Qashash: 81)
Hadis tentang Tiga Orang yang Diuji
Rasulullah saw juga menceritakan kisah tiga orang dari Bani Israil yang diuji dengan nikmat. Tiga orang tersebut adalah seorang yang kudisan, seorang botak, dan seorang buta.
Allah mengutus malaikat untuk menguji mereka, memberikan kesembuhan dan kekayaan kepada masing-masing. Berikut kisah lengkapnya:
Orang dengan Penyakit Kudis
Malaikat mendatangi orang yang mengidap kudis dan bertanya, “Apa yang paling kamu sukai?” Orang itu menjawab, “Warna kulit yang bagus, kulit yang mulus, serta sembuhnya penyakit kudisku ini.”
Maka malaikat menyembuhkannya, memberikan kulit yang bagus dan mulus. Kemudian, malaikat bertanya, “Harta apa yang paling kamu senangi?” Orang itu menjawab, “Onta.” Lalu diberikan kepadanya seekor onta hamil, dan malaikat mendoakan keberkahan padanya.
Orang Botak
Malaikat kemudian mendatangi orang botak dan bertanya, “Apa yang paling kamu sukai?” Ia menjawab, “Rambut yang bagus dan sembuh dari penyakit yang membuatku dihina orang.”
Maka malaikat mengabulkan, menyembuhkan penyakitnya, serta memberinya rambut yang bagus. Ketika ditanya harta yang disukainya, orang ini meminta sapi, dan diberikan seekor sapi hamil serta doa keberkahan.
Orang Buta
Akhirnya, malaikat mendatangi orang yang buta dan bertanya, “Apa yang paling kamu inginkan?” Orang itu menjawab, “Penglihatanku kembali agar aku bisa melihat orang lain.”
Maka malaikat mengabulkan permintaan itu, memulihkan penglihatannya, dan bertanya harta yang disukainya. Orang buta tersebut meminta kambing dan diberi seekor kambing yang beranak.
Seiring waktu, ketiga orang ini menjadi kaya dengan harta berlimpah. Malaikat kembali mendatangi mereka dalam wujud seorang pengemis.
Saat menemui orang yang tadinya kudisan dan botak, keduanya menolak memberi sedekah dan berbohong tentang asal harta mereka.
Maka malaikat berkata, “Jika kamu berdusta, semoga kamu kembali seperti sediakala.”
Namun, ketika malaikat menemui orang yang dulunya buta, ia berkata, “Dulu aku buta, lalu Allah menyembuhkanku.
Maka ambillah hartaku sesuka hatimu. Demi Allah, aku tidak akan bersedih.” Malaikat pun berkata, “Peliharalah hartamu, karena sesungguhnya kamu telah diridai, dan kedua temanmu dimurkai.”
Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa bersyukur dan menjaga amanah nikmat yang diberikan. Jangan sampai kita lalai atau menyombongkan diri atas karunia yang hanya berasal dari Allah SWT.
Dengan syukur, nikmat akan semakin bertambah, sedangkan kufur nikmat hanya akan mengundang murka-Nya. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News