Tim Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) Ponidi, Holy Ichda Wahyuni dan Lukman Hakim mengembangkan media pembelajaran terintegrasi Virtual Reality (VR) untuk mitigasi bencana di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 9 Surabaya.
Dipilihnya sekolah SDM 9 bukan tanpa alasan, SD Muhammadiyah 9 Surabaya menjadi sekolah yang berada di kawasan Surabaya Utara dan memiliki letak geografis yang berada di daerah pesisir pantai selat Madura.
Ponidi ketua pengabdian masyarakat mengatakan bahwa SDM 9 memiliki nilai keindahan, namun, SDM 9 juga berada pada kawasan yang rawan bencana sehingga upaya pencegahan mitigasi bencana pesisir melalui siswa tanggap bencana berbasis virtual di tingkatan sekolah dasar menjadi program dan agenda yang vital.
“Ketika kami melakukan riset dan turun lapangan, salah satu permasalahan yang dihadapi SDM 9 adalah belum adanya media pembelajaran yang membuat menarik siswa dalam mengenalkan mitigasi bencana,”ujar Ponidi.
Ponidi menjelaskan, SDM 9 merupakan salah satu sekolah yang berdiri di tengah warga pesisir yang mata pencariannya adalah nelayan, dalam hal tingkat pendidikan mereka masih relatif rendah jika dibandingkan dengan masyarakat non pesisir.
“Para guru dan siswa mengaku sering merasakan khawatir, cemas, dan takut terhadap ancaman bencana alam. Situasi krisis ini mengacu pada peristiwa yang dapat menimbulkan ketidakstabilan dan bahaya, yang pada akhirnya memengaruhi guru dan siswa secara psikologis,” imbuhnya.
Menurutnya, para pendidik di SDM 9 sangat penting memiliki pengetahuan tentang bagaimana menghadapi situasi sehari-hari, baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
Ponidi berharap VR mitigasi bencana yang telah diajarkan kepada guru dan siswa dapat terus diterapkan di pelajaran tertentu sehingga menjadi usaha preventif dalam mitigasi bencana di sekolah.
“Ada beberapa bencana yang kami kenalkan dan bagaimana mitigasinya, diantaranya kebakaran, gempa bumi, tsunami, gunung meletus dan angin putting beliung,”imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDM 9 Aris Wahyuningsih mengatakan, bahwa ia merasa senang atas pengabdian yang dilakukan oleh tim UM Surabaya, ia berharap agar kegiatan ini tidak berhenti pada persoalan bencana saja, tapi juga bisa dikembangkan di mata pelajaran yang lain.
“Senang sekali akhirnya kami memiliki media yang menarik dalam memperkenalkan mitigasi bencana kepada anak-anak, tentu akan kami terapkan di kelas atas di pembelajaran IPA,”ujar Ayu. (uswah sahal)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News