Abdullah bin Abbas, Ilmuwan Arab yang Menginspirasi
Jemaah City tour Asal Jawa Timur di depan pintu masuk kawasan sejarah Abdullah bin Abbas.
UM Surabaya

Abdullah bin Abbas adalah salah satu ilmuwan agama terkemuka dari Tanah Suci Makkah. Lahir pada tahun 619 M, namanya dikenal luas sebagai perawi hadis dan sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi rujukan penting dalam diskusi-diskusi keagamaan.

Abdullah, yang merupakan sepupu Rasulullah SAW. Rasulullah secara khusus mendoakan agar Abdullah menjadi sosok yang cerdas dalam mengamalkan dan mempelajari ilmu agama.

Hal ini diungkapkan oleh Muhammad Jallaluddin Fais dalam acara tur bersama jamaah umroh asal Jawa Timur di Tanah Suci.

“Sosoknya menginspirasi kita bagaimana membentuk generasi yang ilmuwan dan Qurani,” ujarnya kepada jamaah saat mengunjungi situs bersejarah di Thaif, Arab Saudi, Rabu (30/10/2024).

Lebih lanjut, Gus Fais menekankan bahwa Abdullah adalah sosok istimewa yang patut dicontoh oleh generasi muda. Ia mampu memahami Al-Qur’an pada usia yang sangat muda, yaitu sembilan tahun, menjadikannya salah satu anak yang paling beruntung dalam sejarah Islam.

“Kecerdasan dan ketekunan Abdullah bin Abbas dalam mempelajari Islam adalah contoh nyata dedikasi seorang pelajar. Sejak kecil, beliau sudah mencintai Al-Qur’an, menunjukkan bahwa pendidikan agama harus ditanamkan sejak dini,” tambahnya.

Abdullah tidak hanya dikenal cerdas, namun juga sebagai ulama yang menguasai berbagai ilmu Al-Qur’an dan pengetahuan lainnya.

“Abdullah adalah ahli tafsir, pengetahuan fikih, dan berbagai aspek ajaran Nabi. Karya-karyanya masih menjadi rujukan bagi banyak Muslim hingga kini,” tambah Gus Fais.

Kecintaannya pada ilmu pengetahuan menjadikan Abdullah salah satu sumber rujukan dalam memahami Al-Qur’an dan hadis. Gus Fais juga menceritakan momen-momen penting ketika Abdullah menemani Rasulullah SAW di Thaif.

“Abdullah bukan sekadar mengikuti Nabi; ia memperhatikan dan mencermati setiap perilaku beliau. Ada suatu momen saat Abdullah melihat Rasulullah bangun malam untuk shalat Lail, dan ia pun menyiapkan air wudhu untuk Nabi. Ini adalah contoh nyata dari pengabdian dan kecintaannya yang tulus kepada Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.

Di akhir penyampaiannya, Gus Fais menekankan pentingnya meneladani perilaku Abdullah bin Abbas dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan generasi muda.

“Kita harus belajar untuk tidak hanya menjadi Muslim yang berpengetahuan, tetapi juga Muslim yang beramal. Seperti Abdullah, kita harus berusaha menjalankan ajaran Islam dengan tulus dan ikhlas,” pesannya.

Mengakhiri sesi, Gus Fais mengisahkan akhir hayat Abdullah bin Abbas yang penuh makna. “Beliau meninggal pada usia 70 tahun dan memilih untuk dimakamkan di Thaif karena merasa tidak pantas dimakamkan di Makkah yang suci,” ujarnya.

Keputusan Abdullah ini mencerminkan kerendahan hati dan rasa syukur yang mendalam atas hidup yang telah dijalaninya. Dengan menceritakan kisah Abdullah bin Abbas, Gus Fais berharap dapat menginspirasi banyak orang untuk terus menggali pengetahuan dan beramal dengan sepenuh hati.

“Mari kita ambil pelajaran dari kehidupan Abdullah bin Abbas, agar kita bisa membangun generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga berakhlak mulia,” tutupnya di hadapan jamaah umroh di bawah naungan Sutra Tour and Travel, Sidoarjo. (m. roissudin)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini