UM Surabaya

Landasan Syukur dalam Islam

Surat Al-Baqarah ayat 152:

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِࣖ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

Surat Ibrahim ayat 7:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'”

Hadis riwayat Imam Muslim:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh mengagumkan keadaan orang mukmin. Keadaan mereka senantiasa mengandung kebaikan, dan tidak terjadi demikian kecuali pada orang mukmin. Jika mendapat kesenangan, ia bersyukur; jika tertimpa kesusahan, ia bersabar. Hal itu merupakan kebaikan baginya.”

Hadis riwayat Imam Muslim:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَلَّا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

“Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu, jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih layak agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepadamu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Belajar Syukur Dari Kisah Sahabat Abu Qilabah

Dalam kitab ats-Tsiqat mengisahkan Abdullah bin Muhammad yang menuturkan peristiwa perjalannya kepada Ibnu Hibban bahwa Ia telah berjumpa dengan Abu Qilabah. Dikisahkan Abu Qilabah meninggalkan Bashrah ke Syam karena tak mau diberi jabatan qadi oleh sang raja. Ia turutsertakan anak laki-lakinya untuk memulai hidup barunya di Syam. Dalam perjalanan di hamparan padang pasir, Abu Qilabah yang sudah tua itu mendapat musibah yang pada akhirnya beliau harus kehilangan kedua tangan dan kakinya.

Abdullah bin Muhammad mengisahkan: “Suatu hari, saya berada di perbatasan daerah Arish, di negeri Mesir. Saya melihat sebuah kemah kecil yang tampak milik seseorang yang sangat miskin. Saya pun mendekati kemah tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya.

Di sana, saya menjumpai seorang lelaki yang tak biasa. Kondisinya sangat menyedihkan, dengan tangannya dan kakinya lumpuh, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan hanya lisannya yang masih berfungsi. Dari bibirnya, lelaki itu berdoa:

اللَّهُمَّ أَوْزِعْنِي أَنْ أحمدك حمدا أكافىء بِهِ شُكْرَ نِعْمَتِكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيَّ ، وَفَضَّلْتَنِي على كَثِيرٍ من خَلَقْتَ تَفْضِيلا

“Ya, Allah. Tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu, hingga aku dapat menjalankan rasa syukurku atas nikmat-nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku, dan Engkau sungguh telah melebihkan aku di atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini