Mahasiswa UMM Raih Penghargaan Terbaik di Ajang Nasional Berkat Inovasi Air dari Kabut
Tim mahasiswa UMM yang meraih penghargaan di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional. foto: umm
UM Surabaya

Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih penghargaan sebagai kelompok dengan presentasi terbaik di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang berlangsung pada bulan Oktober lalu.

Tim yang terdiri dari Sonya Dzakiyah Zayyantri sebagai ketua, Putri Setia Ningsih, dan Muhammad Nasir Falah menunjukkan semangat pantang menyerah dalam mewujudkan mimpi mereka dan bertanggung jawab atas apa yang ingin dicapai.

Menariknya, dalam proses mengikuti kegiatan Pimnas, dua anggota kelompok sudah lulus terlebih dahulu sehingga hanya Sonya yang harus berjuang.

Meskipun sempat ragu untuk ikut serta, dukungan penuh dari rekan-rekannya mendorong Sonya untuk melanjutkan perjuangan.

Ia merasa tidak sendirian meski harus melakukan presentasi hasil karya ilmiahnya seorang diri, karena dua anggota lainnya selalu menyemangatinya.

Karya ilmiah yang ia bawa berfokus pada pembangunan instalasi pengambilan air dari kabut sebagai solusi untuk masa depan.

Menurutnya, di masa depan akan ada kemungkinan air akan berkurang hingga berpotensi habis, mengingat jumlah penduduk di Bumi yang terus meningkat seiring waktu.

Sonya berharap ide mereka dapat membantu memberi solusi atas permasalahan air tersebut.

Meskipun ada banyak kelompok lain yang membahas aspek air, hanya tim mereka yang memiliki gagasan unik untuk membangun instalasi air dari kabut.

Ide ini terinspirasi dari hewan kumbang yang hidup di gurun terbesar di Afrika, Gurun Namib, yang mampu bertahan di tengah panasnya gurun.

Tim mereka melakukan riset lebih lanjut mengenai cara bertahan hidup kumbang untuk mendapatkan pasokan air.

Mereka akhirnya menemukan fakta bahwa hewan kumbang ini dapat bertahan hidup dengan berdiri pada sudut 40 derajat.

Punggungnya memiliki benjolan yang mengandung hidrofobik dan hidrofilik untuk mengumpulkan air dari kabut.

Dari situlah, mereka mengadaptasi bentuk jaring-jaring dengan pola sesuai sayap kumbang tersebut.

“Nantinya kami juga akan memanfaatkan energi listrik melalui panel surya dan juga menambahkan turbin udara agar prosesnya semakin maksimal,” ujar Sonya menambahkan.

Ia merasa sangat senang bisa mendapatkan penghargaan di kompetisi bergengsi itu. Apalagi, ada dukungan penuh dari UMM, pihak kemahasiswaan, dan dosen pembimbing yang membuat mereka mampu bertahan hingga ajang Pimnas usai.

Sonya berharap, ke depannya semakin banyak anak muda yang mampu menelurkan ide brilian untuk kemajuan manusia, khususnya di Indonesia. (zal/wil)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini