UM Surabaya

Namun dengan akalnya yang dibantu dengan berbagai pengalaman inderawinya, manusia kemudian menemukan cara dan membangun alat sebagai usaha untuk mengetahui informasi yang melekat pada objek secara mendetail, dan seolah membuka tabir benda untuk kemudian menemukan hakikat dari realitas yang dihadapinya.

Dalam konteks ini, akal memiliki peran yang sangat signifikan untuk mengungkap berbagai hal yang menjadi tabir misteri pengetahuan yang disebabkan oleh keterbatasan indera. Dengan akalnya, manusia dapat mencetuskan ide atau gagasan untuk bisa “ngakali” dan juga “getting around the system” atas keterbatasan yang dimiliki indera untuk dapat menangkap objek misterius dimaksud.

Dengan akalnya, maka kemudian ditemukanlah beragam alat bantu penglihatan (teleskop, mikroskop, radar), pendengaran (stetoskop), pemindaian (sonar), dan sebagainya yang menjadi bekal manusia untuk mengungkap, menyingkap, realitas atau hakikatnya yang informasi tersebut kemudian diolah oleh institusi akal.

Akal memang memiliki cara kerja yang unik, yang sangat berbeda dengan indera. Indera bekerja di ranah konkret yang fenomenal, sedangkan akal bekerja di ranah abstrak-intelektual. Cara kerja akal dapat dipahami melalui lima kategori utama: kausalitas, kuantitas, kualitas, probabilitas, dan modalitas. Secara keseluruhan, berbagai kategori tersebut kemudian menjadi dasar bagi terbentuknya penalaran dalam diri manusia, yakni penarikan kesimpulan melalui cara yang logis, menggunakan konstruksi logika atau ilmu manthiq.

Penalaran ini dimiliki setiap manusia yang berakal. Ini memungkinkan orang untuk memiliki pemahaman atau pemikiran yang sama, sesuatu yang dispakati bersama sebagai masuk akal. Hingga, lebih jauh, orang kemudian membuat standar kewarasan seseorang. Foucault dalam Madness and Civilization (1961) mengungkap bahwa suatu ketika kewarasan ini menjadi standar suatu kaum yang membedakan antara orang yang waras (rasional) dengan orang gila (irasional).

Secara operasional, akal manusia bekerja menurut kategori Kausalitas, yakni hubungan sebab-akibat. Hubungan ini menentukan bagaimana satu peristiwa atau tindakan menyebabkan peristiwa atau tindakan lain. Akal bekerja cenderung mengurutkan terjadinya suatu peristiwa yang menjadi konstruksi logika formal, sedangkan urutan kejadian yang ajeg atau konsisten ini kemudian menjadi dasar logika material. Kausalitas ini memberikan fungsi

Penjelasan dan Prediksi, yakni menjelaskan mengapa sesuatu terjadi dan memprediksi apa yang mungkin terjadi selanjutnya berdasarkan penjelasan tersebut. Ini kemudian bisa dijadikan sebagai Penyelesaian Masalah dengan menganalisis akar masalah dan mengembangkan solusi dengan mengidentifikasi penyebab utama.

Dari kategori Kuantitas, akal kemudian memiliki kemampuan untuk melakukan pengukuran dan perbandingan, yakni mengukur, menghitung, dan memperkirakan jumlah atau ukuran. Dengan ini, kemudian manusia memiliki kemampuan yang disebut prinsip-prinsip logika dan matematika berdasarkan pada konsep kuantitas. Di samping kuantitas, ada kategori kualitas.

Dengan kemampuan kategori kualitas ini, maka manusia memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian sifat, yakni menilai sifat atau karakteristik dari objek atau fenomena. Selain itu, dengan kategori kualitas, maka akal memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan dan mengategorikan objek atau ide berdasarkan atribut spesifik.

Pada kategori Probabilitas, dengan ini akal memiliki kemampuan untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini, manusia bisa menilai risiko dan membuat keputusan berdasarkan kemungkinan hasil. Secara langsung, juga akal memiliki kemampuan untuk membuat prediksi dan perencanaan tindakan berdasarkan informasi yang tersedia.

Pada kategori Modalitas, maka membuat manusia mampu untuk melakukan penilaian kemungkinan dan keharusan, yakni menilai apakah sesuatu itu mungkin, nyata, atau perlu dilakukan. Dengan demikian, bisa melakukan Evaluasi skenario, mengevaluasi berbagai skenario dan kemungkinan, memungkinkan kontingensi dan rencana alternatif.

Secara keseluruhan, akal memiliki cara kerja yang khas. Cara kerja tersebut yakni melakukan 1) Organisasi informasi, mengorganisasi informasi yang diterima dari lingkungan, memudahkan untuk diproses dan dipahami; 2) Pembuatan Argumen, menggunakan kategori-kategori ini untuk mendukung premis dan menarik kesimpulan yang valid; 3) Analisis Kritis, memungkinkan analisis kritis dari situasi atau masalah, membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan dan mengevaluasi bukti.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini