*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“Maybe today we are still here, but not necessarily tomorrow. Then live this life right“.
“(Mungkin hari ini kita masih di sini, tapi besok belum tentu. Maka jalanilah hidup ini dengan benar)”
Mengingat kematian menjadikan seseorang semakin mempersiapkan untuk berjumpa dengan-Nya. Mengingat kematian dalam Islam adalah bagian penting dari iman. Kematian adalah kepastian yang akan dialami setiap manusia, dan merenungkannya dapat mendekatkan kita pada Allah SWT.
Rasullullah Saw bersabda,
أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».
Artinya :
“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkan untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang yang cerdas.”(HR. Ibnu Majah No. 4259 )
Hadis di atas menjelaskan bahwa hanya orang-orang cerdas cendekialah yang banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk mati.
Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata, Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: (1) bersegera untuk bertobat, (2) hati merasa cukup, dan (3) giat/semangat dalam beribadah.
Sebaliknya, siapa yang melupakan mati, ia akan dihukum dengan tiga perkara: (1) menunda tobat, (2) tidak rida dengan perasaan cukup, dan (3) malas dalam beribadah.
Hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian menjemput, tanpa ada seorang pun yang dapat menghindar darinya. Sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya,
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Artinya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Qs. Al-Anbiya: 35)
Dalam Kitab at-Tafsir Al-muyassar karya Syaikh ‘Aidh Al Qorni, saat menafsirkan Surat Al Anbiya ayat 35 (“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.”), disebutkan bahwa setiap manusia pasti mati sepanjang apa pun usianya di kehidupan ini.
Dimanapun manusia itu berada kematian pasti akan menjemputnya. Walaupun mereka berada di tempat yang kokoh sekalipun, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya,
أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ
Artinya :
“Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”(Qs. An-Nisa: 78)
Ayat di atas secara jelas menerangkan tentang bagaimana seharusnya seorang muslim menjalani hidupnya di dunia, dimanapun kita berada kematian pasti akan menjemput kita. meskipun berada di dalam bangunan yang tinggi lagi kokoh.
Marilah kita jadikan dunia hanya sebagai perantara untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi di akhirat kelak yaitu dengan mempersiapkan iman dan amal sholeh sebelum kematian mendatangi kita. Perlu kita sadari bahwa kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang abadi dan pada hakikatnya makin hari kita makin menjauh dari alam dunia untuk menuju alam akhirat, hanya orang-orang yang cerdas lah yang paling baik persiapannya.
Maka Keyakinan ini harus ditanamkan sejak dini agar manusia bisa mempersiapkan diri akan datangnya hari kematian, karena cukuplah dengan kematian sebagai pengetuk hati dan pemutus seluruh kenikmatan di dunia ini.
Semoga bermanfaat.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News