Hari Pahlawan di Era Milenial dan Gen Z: Makna Kemerdekaan di Tangan Generasi Baru Indonesia
Agus Santoso Budiharso.
UM Surabaya

*)Oleh: Agus Santoso Budiharso
Pengajar di Universitas Prisma dan Wakil Ketua Baznas Provinsi Sulawesi Utara Bidang SDM

Seiring bergulirnya waktu, Indonesia merayakan Hari Pahlawan dengan semangat yang tak pernah pudar. Peringatan tahunan pada 10 November ini tak hanya mengenang jasa para pejuang kemerdekaan, tetapi juga memberi ruang bagi generasi muda untuk merenung, merefleksikan, dan mengaktualisasikan makna pahlawan di era kontemporer.

Indonesia yang merdeka sejak 79 tahun silam kini berada di tangan generasi yang lebih muda, yaitu Generasi Z dan Generasi Milenial. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, jumlah Generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau 27,94 persen dari total populasi Indonesia. Sementara itu, Generasi Milenial mencakup 69,38 juta jiwa atau 25,87 persen dari populasi. Angka ini mengindikasikan bahwa lebih dari separuh penduduk Indonesia merupakan bagian dari dua generasi yang diharapkan menjadi penggerak dan pelopor dalam memajukan bangsa.

Lantas, bagaimana Generasi Z dan Milenial memaknai Hari Pahlawan? Bagaimana kontribusi mereka dalam membangun Indonesia yang lebih baik? Dan apa saja tantangan serta harapan bagi generasi muda ini dalam menjaga dan melanjutkan warisan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu?

Pahlawan Masa Kini: Makna yang Lebih Beragam

Konsep kepahlawanan di era modern tidak lagi melulu soal mengangkat senjata atau berkorban jiwa dalam medan perang, tetapi lebih luas, mencakup kontribusi nyata dalam berbagai bidang kehidupan. Bagi Generasi Z dan Milenial, menjadi pahlawan bisa berarti menjadi sosok yang membawa perubahan di lingkungannya, baik dalam dunia pendidikan, lingkungan, teknologi, maupun seni dan budaya.

Generasi ini lahir di tengah perkembangan teknologi yang pesat, sehingga mereka memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi dan koneksi global. Internet, media sosial, dan platform digital menjadi alat penting bagi Generasi Z dan Milenial untuk menyuarakan aspirasi mereka, serta berpartisipasi aktif dalam isu-isu sosial yang relevan bagi masa depan bangsa. Sebagai contoh, mereka kini semakin kritis terhadap isu lingkungan, hak asasi manusia, pendidikan, dan keadilan sosial. Banyak di antara mereka yang terlibat dalam gerakan-gerakan yang peduli lingkungan, seperti pengurangan sampah plastik, reboisasi, serta kampanye untuk energi bersih dan terbarukan. Dengan kesadaran yang tinggi akan dampak lingkungan, mereka pun mendorong perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, bidang pendidikan juga menjadi ladang perjuangan bagi generasi muda Indonesia. Banyak di antara mereka yang berupaya untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak di pelosok melalui program literasi, relawan pendidikan, hingga mendirikan startup edukasi berbasis digital. Tindakan nyata seperti ini adalah bentuk kepahlawanan yang berbeda, tetapi relevan di zaman sekarang.

Tantangan di Era Digital dan Globalisasi

Namun, meski memiliki potensi besar, Generasi Z dan Milenial dihadapkan pada tantangan yang tak kalah besar. Era digital yang memudahkan mereka mengakses berbagai informasi juga memunculkan persoalan baru, seperti persebaran berita palsu (hoaks), budaya konsumtif, dan masalah kesehatan mental. Media sosial, yang seringkali menjadi alat positif untuk menginspirasi dan berbagi, juga dapat menjadi pisau bermata dua. Generasi ini kerap terpapar pada budaya pencitraan, di mana penampilan dan status sosial sering kali menjadi tolok ukur popularitas dan nilai diri. Hal ini tentu dapat memengaruhi kesehatan mental dan mendorong perilaku yang tidak sehat jika tidak dihadapi dengan bijak.

Selain itu, di tengah globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, ancaman lain yang serius adalah maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Dengan akses yang lebih mudah melalui jaringan sosial dan pertemanan yang luas, narkoba bisa menjadi jebakan yang mengancam produktivitas dan masa depan Generasi Z dan Milenial. Banyak di antara mereka yang terjebak dalam pergaulan yang negatif, kehilangan arah, hingga berakhir pada ketergantungan yang menghancurkan potensi diri. Dalam hal ini, diperlukan karakter yang kuat untuk mampu menolak godaan dan pengaruh buruk dari lingkungan.

Untuk menghadapi ancaman ini, generasi muda perlu memiliki ketahanan mental yang tangguh serta nilai-nilai positif yang terinternalisasi dalam karakter mereka. Penanaman nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari, seperti disiplin, tanggung jawab, dan empati, adalah salah satu cara yang efektif agar Generasi Z dan Milenial mampu menangkal pengaruh buruk narkoba. Dengan karakter yang kuat, mereka dapat membangun identitas diri yang positif dan memiliki prinsip hidup yang kokoh di tengah berbagai tantangan.

Kontribusi Nyata di Era Revolusi Industri 4.0

Era Revolusi Industri 4.0 memberikan peluang besar bagi generasi muda Indonesia untuk berinovasi. Generasi Z dan Milenial memiliki akses yang lebih luas terhadap teknologi seperti artificial intelligence, big data, Internet of Things (IoT), dan blockchain. Teknologi ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan berbagai solusi untuk mengatasi masalah-masalah lokal dengan cara yang efisien. Misalnya, dalam bidang pertanian, teknologi IoT dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pertanian pintar (smart farming) yang membantu meningkatkan produktivitas hasil tani, mengurangi penggunaan air, serta mengoptimalkan sumber daya secara keseluruhan.

Di sektor kesehatan, generasi muda Indonesia kini juga banyak yang terlibat dalam pengembangan aplikasi telemedicine dan platform kesehatan digital. Dengan inovasi ini, masyarakat di daerah terpencil dapat mengakses layanan kesehatan tanpa harus bepergian jauh. Di bidang ekonomi kreatif, banyak anak muda yang berhasil memajukan bisnis mereka dengan memanfaatkan platform e-commerce, media sosial, dan digital marketing untuk memperluas pasar produk-produk lokal hingga ke pasar internasional.

Tidak ketinggalan, sektor pariwisata dan budaya juga berkembang dengan adanya kontribusi anak muda yang berinovasi dalam mempromosikan kekayaan budaya dan keindahan alam Indonesia melalui media sosial. Mereka mampu menyulap tempat-tempat yang dulunya jarang dikenal menjadi destinasi wisata yang mendunia. Melalui langkah-langkah ini, mereka bukan hanya mengangkat pariwisata nasional, tetapi juga memperkenalkan budaya lokal kepada dunia.

Harapan untuk Masa Depan

Melihat besarnya potensi Generasi Z dan Milenial, harapan bagi masa depan Indonesia pun semakin tinggi. Mereka diharapkan mampu meneruskan semangat juang para pahlawan dengan cara yang relevan bagi era saat ini, yaitu melalui kontribusi nyata dalam berbagai bidang dan tetap menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Dalam hal ini, ada beberapa poin penting yang perlu dijadikan pegangan bagi generasi muda.

Pertama, mereka perlu mengembangkan rasa nasionalisme yang tidak hanya berwujud dalam simbol-simbol, tetapi juga dalam tindakan nyata. Nasionalisme di era modern adalah nasionalisme yang inklusif, menghargai keragaman, dan memperkuat solidaritas sosial.

Kedua, penting bagi generasi muda untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Pendidikan formal saja tidak cukup, sehingga mereka perlu melengkapi diri dengan keterampilan digital, soft skills, serta kemampuan beradaptasi yang tinggi.

Ketiga, nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia harus tetap dilestarikan. Di era yang serba individualistis, gotong royong dan kepedulian terhadap sesama akan menjadi kekuatan besar untuk mengatasi berbagai masalah sosial yang dihadapi bangsa ini.

Keempat, generasi ini perlu terus membangun karakter yang kuat dan memiliki integritas dalam menghadapi berbagai godaan, termasuk ancaman narkoba. Kekuatan karakter ini penting agar mereka mampu menolak ajakan yang merusak, menjaga diri, serta fokus pada cita-cita yang ingin dicapai.

Penutup: Menjadi Pahlawan dalam Kapasitas Masing-Masing

Hari Pahlawan merupakan momen yang tepat untuk merenung dan menemukan inspirasi dari para pejuang terdahulu. Bagi Generasi Z dan Milenial, menjadi pahlawan tidak harus berarti melakukan hal-hal besar yang luar biasa. Pahlawan masa kini adalah mereka yang berani melakukan perubahan, sekecil apa pun, di lingkungannya masing-masing. Menjadi pahlawan adalah tentang berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, bertanggung jawab atas peran dalam masyarakat, serta tetap memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.

Generasi ini memiliki kekuatan untuk menciptakan Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera. Dengan semangat, inovasi, dan komitmen mereka, masa depan Indonesia akan terus berkembang dan berkibar. Hari Pahlawan adalah waktu bagi Generasi Z dan Milenial untuk bangkit, menguatkan tekad, dan mengaktualisasikan jiwa kepahlawanan dalam diri mereka. Sebab, di tangan merekalah, kemerdekaan yang diraih dengan darah dan air mata para pahlawan akan terus dipertahankan, dijaga, dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini