UM Surabaya

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Qatadah dan Ibnu Jarir.

Di dalam hadis mutawatir telah disebutkan bahwa ketika dibuatkan untuk Rasulullah sebuah mimbar, dan sebelumnya bila Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) berkhotbah selalu berdiri di sebelah salah satu dari batang pohon kurma yang menjadi tiang-tiang masjid. Maka setelah mimbar diletakkan pada yang pertama kali, lalu Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) datang untuk berkhotbah, maka beliau melewati batang kurma itu menuju ke mimbarnya, dan saat itu batang kurma tersebut menangis dan merintih sebagaimana anak-anak merintih karena rindu kepada zikir dan wahyu yang biasa ia dengar di sisinya, maka Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) mendiamkannya. Menurut sebagian riwayat hadis ini, disebutkan bahwa Al-Hasan Al-Basri sesudah mengetengahkan hadis ini mengatakan, “Kalian seharusnya lebih merindukan Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) ketimbang batang kurma itu.”

Demikianlah bunyi ayat yang mulia ini, bahwa apabila gunung-gunung yang merupakan benda mati, seandainya ia mendengar Kalamullah dan memahaminya, niscaya tunduklah ia dan berpecah belahlah ia karena takut kepada Allah. Maka bagaimanakah dengan kalian (manusia), padahal kalian telah mendengarnya dan memahaminya? Dalam ayat lain telah disebutkan melalui firman-Nya:

{وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الأرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَى} الْآيَةَ

Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat diguncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah kitab itu adalah Al-Qur’an). (Ar-Ra’d: 31), hingga akhir ayat.

Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan bahwa tentu Al-Qur’an itulah dia. Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah berfirman dalam ayat lain:

{وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ}

Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai darinya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. (Al-Baqarah: 74)

Kemudian Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:

{هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ}

Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Hasyr: 22)

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menyebutkan bahwa Dia adalah Tuhan yang tiada Tuhan selain Dia, maka tiada Rabb selain Dia dan tiada Tuhan bagi semua alam wujud selain Dia. Semua yang disembah selain Dia adalah batil. Dan bahwa Dia Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yakni Dia mengetahui semua makhluk yang dapat disaksikan oleh kita dan semua makhluk yang gaib dari kita. Tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya di bumi dan di langit, baik yang besar maupun yang kecil, dan baik yang dimuliakan maupun yang hina, hingga semut-semut kecil di dalam kegelapan.

Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ}

Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Hasyr: 22)

Dalam permulaan kitab tafsir ini telah disebutkan keterangan mengenainya dan tidak perlu diulangi lagi. Kesimpulannya ialah bahwa Allah adalah Tuhan Yang mempunyai rahmat yang luas lagi mencakup semua makhluk, Dia adalah Yang Maha Pemurah di dunia dan akhirat, dan Maha Penyayang pada keduanya. Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah berfirman dalam ayat lain:

{وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ}

dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. (Al-A’raf: 156)

{كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ}

Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. (Al-An’anv 54)

Dan firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala) lainnya yang menyebutkan:

{قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ}

Katakanlah, “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baikdaripada apa yang mereka kumpulkan.”(Yunus: 58)

Kemudian Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:

{هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ}

Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja. (Al-Hasyr: 23)

Yakni Raja bagi segala sesuatu yang mengatur segala sesuatu tanpa ada yang menghalangi-Nya dan juga tanpa ada yang menyaingi-Nya.

Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{الْقُدُّوسُ}

Yang Mahasuci. (Al-Hasyr: 23)

Menurut Wahb ibnu Munabbih, artinya suci. Menurut Mujahid dan Qatadah, artinya Yang Memberkati. Menurut Ibnu Juraij, disebutkan demikian karena para malaikat yang mulia menyucikan-Nya.

{السَّلامُ}

Yang Mahasejahtera. (Al-Hasyr: 23)

Yaitu Mahasejahtera dari segala bentuk cela dan kekurangan, karena kesempurnaan zat, sifat, dan perbuatan-Nya.

Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{الْمُؤْمِنُ}

Yang Mengaruniakan keamanan. (Al-Hasyr: 23)

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah makhluk-Nya merasa aman dari mendapat perlakuan aniaya oleh-Nya. Qatadah mengatakan, makhluknya merasa aman dengan adanya firman-Nya yang menyatakan bahwa Dia Mahahak (benar). Menurut Ibnu Zaid, hamba-hamba-Nya yang beriman membenarkan keimanan mereka kepada-Nya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini