Musim Dingin Bersama Nabi
Usama Nabhan Asshidiqy
UM Surabaya

*) oleh: Usama Nabhan Asshidiqy 
Mahasiswa Al Azhar Mesir asal Sidoarjo

Di bulan November, wilayah Al Azhar University di Mesir dan sekitarnya mulai memasuki musim dingin, yang ditandai dengan semakin panjangnya durasi malam hari. Jika pada musim panas kita biasa salat Subuh sekitar pukul tiga pagi, maka di musim dingin, waktu Subuh bisa berlangsung sekitar pukul lima. Selain itu, waktu terbenamnya matahari pun lebih cepat.

Musim dingin memang menjadi momen yang spesial dalam Islam, terutama bagi umat Muslim yang ingin meningkatkan ibadah mereka. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW, musim dingin adalah waktu yang penuh keberkahan dan kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

1. Hadis: “Musim Dingin Adalah Musim Semi bagi Orang Mukmin”

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri RA, Rasulullah SAW bersabda:

“الشتاء ربيع المؤمن”
Musim dingin adalah musim semi bagi orang mukmin.

Musim semi, dalam konteks ini, diibaratkan sebagai waktu yang penuh kesegaran dan peluang baru untuk memperbanyak ibadah. Hal ini karena siang yang lebih pendek memudahkan kita untuk berpuasa, sementara malam yang lebih panjang memberikan kesempatan lebih untuk melaksanakan salat malam.

2. Penjelasan dari Imam Baihaqi dan Ulama Lainnya

Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh Imam Baihaqi, dijelaskan lebih lanjut:

“الشتاء ربيع المؤمن، قصر نهاره فصام، وطال ليله فقام”
Siangnya begitu singkat, maka ia gunakan untuk berpuasa, dan malamnya begitu panjang, maka ia gunakan untuk shalat malam.

Artinya, musim dingin memberikan keuntungan waktu bagi orang mukmin untuk lebih banyak beribadah. Siang yang lebih pendek membuat puasa menjadi lebih ringan, sementara malam yang panjang memberi kesempatan lebih untuk melaksanakan shalat malam (qiyamul lail).

3. Hadis tentang “Ghanimah Baridah”

Dalam Musnad Ahmad dan Sunan Al-Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

“الغنيمة الباردة الصوم في الشتاء”
Ghanimah Baridah adalah puasa di musim dingin.

Istilah Ghanimah Baridah berarti “harta rampasan yang dingin”, yang diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh tanpa peperangan, tanpa kelelahan, dan tanpa kesulitan. Nabi SAW menggunakan perumpamaan ini untuk menunjukkan bahwa berpuasa di musim dingin adalah ibadah yang mudah dilakukan, karena durasi siangnya lebih singkat, namun tetap memberikan pahala yang besar.

Pesan dari Nabi untuk Umatnya

Dari nasihat dan contoh yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW, kita dapat mengambil hikmah untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Musim dingin adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah, seperti puasa sunnah dan salat malam.

Meskipun tantangan di musim dingin cukup berat, seperti air yang sangat dingin dan godaan untuk beristirahat di tempat tidur dengan selimut tebal, Nabi SAW telah memberikan contoh sejak dahulu kala untuk melawan godaan tersebut. Musim dingin menjadi kesempatan bagi setiap Muslim untuk meningkatkan kualitas spiritual mereka.

Semoga kita semua dapat mengambil manfaat dari waktu-waktu yang Allah berikan dan meneladani sunnah Nabi Muhammad SAW di setiap musim, termasuk musim dingin ini. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini