UM Surabaya

Doa ini menunjukkan semangat untuk mencapai keseimbangan, agar kita tidak hanya bahagia di dunia tetapi juga di akhirat, dan tidak celaka di keduanya.

Dunia adalah tempat yang fana, sementara akhirat lebih kekal. Umat Islam meyakini adanya pertanggungjawaban atas perbuatan selama hidup di dunia.

Oleh karena itu, manusia tidak diperbolehkan berbuat semena-mena. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Ankabut ayat 64:

“Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.”

Ayat ini memperingatkan kita agar tidak terlena dengan kenikmatan dunia, karena akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.

Dunia diumpamakan sebagai ladang akhirat, “ad-dunyaa mazro’atul aakhirah”—tempat menanam, sementara akhirat adalah tempat memetik hasilnya.

Kebahagiaan atau kesengsaraan seseorang di akhirat bergantung pada perbuatan mereka di dunia. Ini adalah hukum “tabur tuai,” di mana kehidupan dunia adalah perantara menuju akhirat.

Kehidupan dunia harus diusahakan dengan ibadah, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Semua aktivitas, seperti makan, tidur, bekerja, belajar, bahkan rekreasi, harus diniatkan untuk beribadah kepada Allah.

Makan agar kuat beribadah, tidur untuk memulihkan tubuh agar siap beribadah, dan bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan halal.

Ibadah erat kaitannya dengan ketaatan kepada Allah. Dunia seharusnya diisi dengan kepatuhan pada aturan Allah, menghindari kemaksiatan, kejahatan, dan pelanggaran hak orang lain yang bisa merusak bumi. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari:

“Dari Ibnu ‘Umar ra berkata: Rasulullah saw memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.”

Hadis ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia ini bukan tujuan akhir. Dunia adalah perantara, tempat kita berusaha untuk meraih akhirat yang abadi.

Dunia menjadi penting karena perannya sebagai ladang bagi akhirat. Sebagai pengembara yang hanya singgah sejenak, kita harus waspada dan terus melangkah menuju tujuan akhir.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini