Sakaratul Maut Momen Penentu Menuju Akhirat
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah PDM Jombang

“Today the world is a reality, the afterlife is just a story. However, after death, the world is just a story and the afterlife is a reality
“(Hari ini dunia menjadi sebuah kenyataan, akhirat hanyalah cerita. Namun, setelah kematian, dunia hanya cerita dan akhiratlah yang menjadi kenyataan)”

Sakaratul maut adalah keadaan menjelang kematian, di mana seseorang mengalami penderitaan yang sangat hebat. Dalam Islam, momen ini sangat penting karena menjadi penentu bagaimana akhir hidup seseorang.Datangnya sakaratul maut dijelaskan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman,
وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ
Artinya:
“(Seketika itu) datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak engkau hindari.”(Qs.Qaf:19)

Ayat ini menjelaskan bahwa kematian pasti akan datang dan tidak dapat dihindari oleh siapa pun.

Orang yang beriman, ruhnya akan lepas dengan mudah dan ringan. Malaikat yang mendatangi orang yang beriman untuk mengambil nyawanya dengan kesan yang baik lagi menggembirakan. Hadis Dari Al Bara’ bin ‘Azib bahwa Rasulullah Saw berkata tentang proses kematian seorang mukmin:
إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنْ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ قَالَ فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ
Artinya:
“Seorang hamba mukmin, jika telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya dari langit, dengan wajah yang putih. Rona muka mereka layaknya sinar matahari. Mereka membawa kafan dari syurga, serta hanuth (wewangian) dari syurga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya, malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sembari berkata: “Wahai jiwa yang baik –dalam riwayat- jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaannya”. Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah, semerbak aroma misk terwangi yang ada di bumi.” (HR. Ahmad No. 2876, 295, 296)

Adapun ayat yang menggambarkan betapa beratnya sakaratul maut, terutama yang dialami oleh hamba-hamba zalim dan ahli maksiat. Sebagimana ditegaskan dalam firman-Nya,
وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى غَمَرَٰتِ ٱلْمَوْتِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓا۟ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓا۟ أَنفُسَكُمُ ۖ ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَ
Artinya:
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedangkan para malaikat memukuli dengan tangannya (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu.” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya,” (Qs. Al-An‘am: 93)

Ayat ini menjelaskan tentang siksa kubur yang akan menimpa orang-orang yang berkata dusta terhadap Allah, menyombongkan diri terhadap ayat-ayat Allah, dan mengada-adakan dusta.

Sakaratul maut adalah momen yang sangat penting. Bahwa kondisi seseorang saat sakaratul maut sangat dipengaruhi oleh amal perbuatannya selama hidup. Jika seseorang banyak melakukan amal saleh, maka sakaratul mautnya akan lebih mudah. Sebaliknya, jika seseorang banyak melakukan dosa, maka sakaratul mautnya akan sangat berat.

Jadi sakaratul maut adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi momen tersebut dengan memperbanyak amal saleh, bertaubat dari dosa, dan memperkuat iman kepada Allah SWT. Dengan begitu, kita berharap sakaratul maut kita akan lebih mudah dan kita akan mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya.

Marilah kita sama-sama mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang beruntung.

Semoga bermanfaat.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini