Komitmen Muhammadiyah
Muhammadiyah dengan “Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua” mengandung pemahaman bahwa kemakmuran itu berdimensi lahiriah sekaligus ruhaniah untuk semua orang tanpa diskriminasi.
Negeri yang makmur penduduknya niscaya beriman-bertakwa, cerdas berilmu, dan beramal saleh untuk kemaslahatan hidup bersama. Negeri yang penduduknya menjadi “abdullah” (QS Adz-Dzariat: 56) yang senantiasa mengabdi kepada Allah sekaligus “khalifat fil-ardl” untuk memakmurkan bumi (QS Al-Baqarah: 30; Hud: 61).
Seluruh penduduknya menjalani kehidupan dengan benar, baik, dan berperadaban tinggi.
Sebaliknya menjauhi hidup yang salah, buruk, dan mafsadat di muka bumi.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam menyadari sepenuhnya bahwa Negara Indonesia merupakan tempat menjalankan misi dakwah dan tajdid untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Masyarakat utama “Adil-Makmur” yang diridai Allah SWT. Muhammadiyah bersama komponen semua umat Islam dan bangsa Indonesia berjuang dalam gerakan kebangkitan nasional menuju kemerdekaan dan berperan aktif dalam mendirikan dan membangun Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Komitmen Muhammadiyah untuk membangun Indonesia sebagai negeri berkemakmuran dalam cita-cita teologis “Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur” ditegaskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah tahun 1946: “Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw, guna mendapat karunia dan rida-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan: “Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur”, “Suatu negara yang indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan
Tuhan Yang Maha Pengampun”.
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang surga “Jannatun Na’im” dengan keridaan Allah Yang Rahman dan Rahim”. Komitmen dakwah dan cita-cita luhur kebangsaan tersebut kemudian ditegaskan kembali dalam poin kelima Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) tahun 1969:
“Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil makmur yang diridai Allah Subhanahu wa ta`ala: “BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR”.
Karenanya usaha “Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua” bagi Muhammadiyah ialah terus berusaha mewujudkan kemakmuran secara utuh-menyeluruh agar terwujud dalam kehidupan bangsa secara nyata. Muhammadiyah terus berikhtiar menghadirkan kemakmuran sebagai salah satu penanda dari jalan dan strategi kebudayaan yang berkemajuan menuju puncak peradaban bangsa Indonesia yang dicita-citakan para pendiri dan konstitusi negara, yakni: Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Tujuan nasional yang sejalan dengan cita-cita “Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur”.
Karenanya, jadikan Milad ke-112 tahun ini sebagai momentum refleksi dalam wujud muhasabah (evaluasi) sekaligus maudhu’ah (proyeksi) atas gerakan Muhammadiyah yang selama ini terus berkiprah tidak kenal lelah dalam usaha memakmurkan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan semesta.
Muhammadiyah melalui gerakan pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan seluruh praksis usahanya selama ini sejatinya memiliki orientasi pada usaha memakmurkan kehidupan bangsa.Kemakmuran dalam dimensi kesejahteraan dan kemajuan yang bersifat utuh dan menyeluruh, yakni lahir dan batin, material dan spiritual, serta duniawi dan ukhrawi.
Demikian halnya dengan seluruh usaha yang dilakukan Aisyiyah sebagai Gerakan Perempuan Muhammadiyah maupun seluruh komponen di lingkungan Persyarikatan untuk mewujudkan memakmurkan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta yang multidimensi berorientasi Rahmatan Lil-‘alamin.
Muhammadiyah bertekad untuk terus bergerak meningkatkan intensitas dan kualitas gerakan “Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua” agar dapat dilakukan dan diperluas praksis gerakannya untuk memakmurkan kehidupan bangsa di seluruh komponen masyarakat dan di berbagai kawasan hingga ke daerah terdepan, terjauh, dan tertinggal.
Muhammadiyah dalam usaha meningkatkan kemakmuran bangsa merupakan satu mata rantai dengan membangun kekuatan iman dan taqwa, akhlak mulia, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan orientasi amal saleh di segala bidang kehidupan.
Para penggeraknya gigih berjuang memakmurkan bangsa dengan spirit keikhlasan, pengabdian, kesungguhan, kesabaran, dan jiwa ihsan dalam mewujudkan kemakmuran bangsa secara tersistem melalui gerak organisasi yang berkemajuan.
Muhammadiyah berkomitmen menjadikan “Indonesia Berkemakmuran” sebagai bagian integral dalam wawasan “Negara Pancasila Darul Ahdi Wa Syahadah”. Muhammadiyah terus
berusaha dan bekerja keras menjadikan Indonesia tempat brkomitmen sekaligus bersaksi dan membuktikan diri dalam membangun kehidupan kebangsaan yang bermakna menuju kemakmuran di segala bidang kehidupan.
Dalam Negara Pancasila sebagai “Darus Syahadah”, Muhammadiyah dan umat Islam harus siap bersaing (fastabiqul khairat) dan bekerjasama (ta’awun) untuk memakmurkan dan memajukan kehidupan bangsa dengan segenap kreasi, inovasi, dan strategi yang terbaik.
Pendekatannya mengedepankan “Dakwah Lil-Muwajahah” yang konstruktif, produktif, dan proaktif yang menebar rahmat bagi semesta alam. Sebaliknya tidak menggunakan pendekatan “Lil-Mu’aradlah” yang serba konfrontatif dan penegasian yang menjauhkan Muhammadiyah dari sasaran dakwah.
Muhammadiyah sebagai kekuatan strategis umat dan bangsa berkomitmen untuk “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” dalam perspektif “Islam Berkemajuan”. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam Berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam Berkemajuan menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi.
Islam yang menggelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemungkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.