*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Manusia, dengan segala kelemahan dan kekhilafannya, begitu mudah melupakan Allah Azza wa Jalla bahkan dalam hitungan detik.
Inilah yang membuat saling mengingatkan menjadi amat penting, agar kita senantiasa sadar akan kehadiran-Nya yang mengawasi setiap gerak-gerik kita tanpa henti.
Seperti CCTV yang tidak pernah lengah, Allah Azza wa Jalla mengawasi dan mencatat segala amal perbuatan melalui para malaikat-Nya, sebagaimana firman-Nya:
“Dan sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi pekerjaanmu, yang mulia di sisi Allah dan yang mencatat amal perbuatanmu. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infitar: 10-12)
Sikap ini dalam Islam dikenal sebagai muraqabah, yaitu kesadaran mendalam bahwa Allah selalu mengawasi.
Muraqabah menjadi sifat penting bagi seorang Muslim, karena mendorong kita untuk menyelaraskan tindakan, ucapan, dan bahkan bisikan hati sesuai dengan ajaran Allah.
Hakikat Muraqabah
Dalam Al-Qur’an, Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar daripadanya, apa yang turun dari langit, dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 4)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah Maha Mengetahui segalanya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Bahkan, pandangan mata yang khianat dan isi hati pun tidak luput dari pengetahuan-Nya.
“Pada hari ini setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Ghafir: 17)
Kesadaran ini melahirkan tanggung jawab moral bagi seorang Muslim untuk selalu berada dalam koridor ketaatan kepada Allah.
Muraqabah dalam Kehidupan Sehari-hari
Sikap muraqabah bukan hanya soal menghindari dosa, tetapi juga mengarahkan hidup dengan keimanan penuh bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Bagi sebagian ulama sufi, muraqabah adalah bentuk tertinggi dari kesadaran ilahi. Hal ini melibatkan:
1. Tawajuh kepada Allah: Fokus hati yang sepenuhnya tertuju kepada Allah, dengan menjauhkan diri dari segala hal yang melalaikan.
2. Pengendalian diri: Menahan hawa nafsu dari hal-hal terlarang.
Kepatuhan penuh: Mengatur kehidupan di bawah aturan Allah dengan penuh keimanan dan kesadaran.
3. Muraqabah membuat seseorang menjalani hidup dengan penuh kesadaran bahwa setiap langkahnya berada dalam pengawasan Allah. Sikap ini menguatkan iman dan mendorong seseorang untuk terus memperbaiki diri.
Menebarkan Kesadaran Muraqabah
Sebagai manusia, kita tidak lepas dari lupa dan lalai. Karena itu, saling mengingatkan untuk taat kepada Allah adalah bagian dari amal kebajikan.
Ketika kita mengingatkan saudara kita, pada hakikatnya kita juga sedang mengingatkan diri sendiri untuk terus berada dalam jalan-Nya.
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjaga kesadaran ini, menjalani hidup dengan penuh muraqabah, dan senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Amin. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News