Meraih Kesuksesan yang Tertunda
UM Surabaya

*)Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah PDM Jombang

Success does not always belong to smart people, but success belongs to people who always try
“(Keberhasilan itu bukanlah selalu milik orang pintar namun keberhasilan itu adalah milik orang yang senantiasa berusaha)”

Kegagalan seringkali dipandang sebagai akhir dari segalanya. Namun, dalam perspektif yang lebih luas, kegagalan bisa menjadi batu loncatan menuju kesuksesan. Banyak tokoh sukses yang mengakui bahwa perjalanan mereka menuju puncak dipenuhi dengan rintangan dan kegagalan. Sebagaimana ditegaskan dalam Firman-Nya,
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Artinya:
“Bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap ujian dan cobaan yang kita hadapi, termasuk kegagalan, pasti memiliki hikmah di baliknya. Allah tidak membebani suatu jiwa melainkan sesuai dengan kemampuannya.

Banyak ulama yang mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Imam Syafi’i, misalnya, pernah mengalami berbagai kegagalan sebelum akhirnya menjadi seorang ulama besar. Beliau mengajarkan bahwa kesabaran dan ketekunan adalah kunci untuk meraih kesuksesan.

Jadi kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah perjalanan baru. Dengan sikap positif, terus belajar dari kesalahan, dan tidak pernah menyerah, kita dapat mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Ingatlah, kesuksesan sejati tidak hanya diukur dari materi, tetapi juga dari sejauh mana kita mampu mengembangkan diri dan memberikan manfaat bagi orang lain.

Penting untuk diingat, kesuksesan setiap orang berbeda-beda. Yang terpenting adalah kita terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Semoga bermanfaat.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini