UM Surabaya

Jamaah Rahimakumullah

Dalam buku Knowledge Triumphant (Kejayaan Pengetahuan), Franz Rosenthal mencatat bahwa peradaban Islam pada dasarnya dicirikan oleh ilmu pengetahuan (العِلْمُ).

Ilmu pengetahuan adalah salah satu konsep yang telah mendominasi Islam dan membentuk peradaban Muslim.

Hal ini terjadi karena dalam Islam, ilmu mendapat perhatian yang sangat besar. Bahkan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah perintah untuk membaca dan membuka cakrawala pengetahuan, sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam QS. Al-‘Alaq ayat 1:

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”

Jamaah Rahimakumullah

Budaya produksi ilmu pengetahuan inilah yang menjadi salah satu tantangan utama umat Islam dalam menjemput kembali peradaban emasnya.

Saat ini, di beberapa negara Muslim, sistem pendidikan belum sepenuhnya memadai untuk mendukung penelitian dan pengembangan ilmiah.

Kurikulum yang lebih fokus pada hafalan daripada keterampilan analitis dan kritis seringkali membatasi inovasi peserta didik.

Di sisi lain, ketidakstabilan politik dan konflik di beberapa wilayah Muslim juga menjadi faktor yang menghambat aktivitas ilmiah dan penelitian.

Kondisi ini sering kali mengalihkan perhatian umat Islam dari pengembangan ilmu pengetahuan ke masalah mendesak lainnya.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dalam Muqaddimah, Ibn Khaldun menjelaskan bahwa sejarah sering kali mengikuti pola atau siklus yang berulang.

Ia berpendapat bahwa masyarakat dan peradaban cenderung mengalami siklus perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan keruntuhan yang dapat berulang seiring waktu.

Khotbah ini bukanlah semata euforia pada kejayaan masa lalu, tetapi seruan kepada kita semua untuk kembali menjemput peradaban emas Islam melalui dua langkah utama:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini