Menteri Agama (Menag) RI Prof. Nasaruddin Umar, memiliki hubungan erat dengan Muhammadiyah. Dia mengaku Muhammadiyah selalu menjadi perhatian baginya, bukan hanya karena peran besar organisasi ini dalam masyarakat, tetapi juga karena ikatan historis keluarganya.
“Saya bangga, kakek saya, Muhammad Ali, adalah salah satu pendiri Muhammadiyah di Sulawesi Selatan,” ujar Nasaruddin Umar dalam acara Sidang Tanwir I Muhammadiyah yang digelar di Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) Nusa Tenggara Timur, Kamis (5/12/2024).
Namun, latar belakang keluarganya juga mencerminkan keberagaman organisasi Islam. “Bapak saya (Andi Muhammad Umar), adalah pengurus Ansor dan pernah menjabat sebagai Wakil Rais Aam PBNU di masa kepemimpinan Kiai Sahal Mahfudz,” jelasnya.
Nasaruddin menyoroti keunikan Muhammadiyah yang selalu menghadirkan sesuatu yang berbeda. Salah satu contohnya adalah pemilihan lokasi Tanwir Muhammadiyah.
“Biasanya acara sebesar ini digelar di kota-kota besar, tetapi Muhammadiyah memilih Kupang. Inilah ciri Muhammadiyah yang selalu menemukam sesuatu yang unik dan indah,” katanya.
Meski berencana hadir saat pembukaan Tanwir Muhammadiyah, Menag terpaksa absen karena agenda rapat dengan DPR.
Ketika dilantik menjadi Menteri Agama, salah satu tokoh yang pertama kali ia datangi untuk meminta saran adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir.
Ia juga mengenang guru-gurunya di Muhammadiyah, seperti Prof. Din Syamsuddin, Prof. Amin Abdullah, dan Prof. Syamsul Anwar, yang memberinya banyak pelajaran berharga.
Nasaruddin mengaku tidak pernah bermimpi menjadi Menteri Agama. “Ketika dipanggil Presiden, saya sangat kaget. Biasanya kalau diundang acara kenegaraan, saya hanya diminta membaca doa,” ujarnya.
Ia merasa nyaman menjalankan tugasnya sebagai Menteri Agama karena tidak memiliki keterikatan dengan partai politik atau organisasi mana pun.
“Saya bebas mengucapkan apa pun di Kementerian Agama,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
Dengan kedekatan dan pandangannya yang terbuka, Nasaruddin terus berkomitmen menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.