UM Surabaya
Keunikan Muhammadiyah di Mata Menteri Agama
Sidang Tanwir I Muhammadiyah yang dihadiri Nasaruddin Umar. foto: ist

Kurikulum Berbasis Cinta

Di forum tanwil tersebut, Nasaruddin juga menyampaikan pentingnya reformasi kurikulum pendidikan agama yang selama ini dinilai terlalu fokus pada perbedaan.

“Kami ikut merumuskan kurikulum berbasis cinta. Selama ini, setiap guru agama mengajarkan bahwa agama yang paling benar adalah Islam, sementara yang lain dianggap sesat. Kalau NU yang paling benar adalah NU, begitu pula Muhammadiyah. Apa jadinya anak-anak jika sejak kecil ditanamkan kebencian? Sampai tua mereka akan sulit menerima perbedaan,” jelas dia.

Ia menekankan perlunya pendekatan yang lebih humanis dalam pendidikan agama. Menurut Nazaruddin, perbedaan agama maupun organisasi keagamaan tidak seharusnya menjadi penghalang untuk memperkuat persatuan bangsa.

“Kita harus memasukkan kurikulum cinta dalam pendidikan. Jangan menanamkan pertentangan sejak dini. Anak-anak perlu diajarkan bahwa perbedaan adalah bagian dari keindahan hidup bermasyarakat,” ujarnya.

Nasaruddin juga membagikan pengalamannya belajar dari para guru agama yang mampu mengeliminasi rasa kebencian di tengah keberagaman. Ia berharap pendekatan ini dapat diadopsi dalam kurikulum pendidikan nasional.

“Perbedaan tidak seharusnya memperlebar jarak antarmasyarakat. Saya belajar dari guru-guru saya bagaimana mengatasi rasa benci dan menggantinya dengan penghormatan terhadap perbedaan,” tambahnya.

Nasaruddin juga meminta hasil Tanwir I Muhammadiyah agar didokumentasikan dan didistribusikan ke Kementerian Agama. Ia menilai hasil Tanwir dapat menjadi masukan penting untuk membahas persoalan bangsa di masa depan.

“Kami berharap ada masukan yang kami butuhkan sebagai umara. Berikanlah pandangan yang konstruktif. Ini adalah harapan kami untuk bersama-sama membangun bangsa yang damai dan penuh cinta,” tuturnya.

Nazaruddin juga menyatalan kesiapannya untuk selalu mendengar aspirasi masyarakat. Ia bahkan mengaku tak segan menerima kritik keras demi perbaikan.

“Handphone saya aktif 24 jam. Kalau perlu, jewer saya jika ada yang salah. Saya terbuka untuk semua masukan, terutama dari masyarakat dan tokoh agama,” katanya. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini