Mimbar Muhammadiyah Harus Bebas dari Olok-olok Terhadap Sesama
Pembukaan AMM Zona Mataraman di UMPO. (foto:hawari)
UM Surabaya

Wakil Ketua Bidang Tarjih dan Tajdid, Kepesantrenan, Haji-Umrah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur  KH. Dr. Syamsudin MAg menegaskan esensi dakwah Muhammadiyah.

“Dakwah itu mengajak, bukan mengejek. Mimbar Muhammadiyah harus bebas dari hujatan, makian, atau olok-olok terhadap sesama,” pesan Syamsuddin saat membuka Akademi Mubaligh Muhammadiyah (AMM) Zona Mataraman di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Jumat (6/12/2024).

Lebih lanjut dosen di UIN Sunan Ampel tersebut menyampaikan, Muhammadiyah bersungguh-sungguh sungguh untuk mencetak muballigh yang kompeten, berintegritas dan juga moderat.

“Kita sering mengatakan bahwa dakwah itu kan merangkul bukan memukul apalagi mendengku,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua PWM Jatim itu juga menyampaikan, agama ditinjau dari aspek dakwah terbagi menjadi dua agama misi dan agama non misi. Agama non misi seperti Yahudi. Karena memang hanya untuk Bani Israil. Adapun Nasrani pada asalnya adalah agama non misi, akan tetapi ketika paulus mengirim surat pada corintus, ada keterangan perintah menyebarkan agama nasrani.

“Adapun agama Islam, jelas adalah agama misi yang mengajak masyarakat yang belum berfusi kepada Islam agar berfusi kepadanya. Islam mengajak agar masyarakat yang berada pada di luar lingkaran Islam agar kembali ke jalan Islam,” ujarnya.

Sedangkan dalam ilmu dakwah, umat nabi ada dua, umat dakwah dan istijabah. Umat dakwah adalah mengajak orang yang di luar lingkungan Islam untuk masuk ke dalam Agama Islam. Sedangkan kalau umat Istijabah mengajak orang yang masih belum melaksanakan ajaran Islam sepenuhnya agar mereka melaksanakan ajaran Islam sepenuh hati.

“Maka itu, perlu Majelis Tabligh untuk melakukan riset tentang berapa banyak umat Islam yang melakukan salat agar kita punya peta dalam dakwah,” pintanya.

Sementara itu, Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim Abdul Basith, LC, MPd I menyampaikan, sejumlah program yang selama ini telah ditempuh untuk mencetak kader dan mubaligh Muhammadiyah yang mumpuni.

Kegiatan AMM yang dimulai hari ini merupakan salah satu upaya untuk itu.

“Pelatihan tiga hari ini selain bertujuan untuk ajang silaturrahmi juga ajang diskusi untuk melihat bagaimana persoalan dakwah Muhammadiyah di lapangan untuk mencari solusi terbaik,” jelasnya.

Selain AMM, Majelis Tabligh PWM Jati juga kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surabaya, dengan prioritas pendalaman Bahasa Arab.

“Bagi kami orang tarjih harus mampu menganalisa dalil maka kami ingin berusaha membekali kader ulama Muhammadiyah dengan membekali Bahasa Arab di Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” jelasnya. (fajar islami)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini