Kontradiksi Manusia: Menolak Perintah, Menerjang Larangan
foto: freepik
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Manusia merupakan makhluk kontradiktif ketika mendapat perintah dan larangan Tuhannya. Dia menolak perintah yang jelas-jelas akan mendatangkan kebaikan, dan berani menerjang larangan agama, yang pasti menuai badai keburukan.

Dalam Al-Qur’an, manusia diperintahkan membagi rizki kepada budaknya, tetapi justru enggan. Namun ketika diperintah untuk menjauhi berhala, dia justru menerjang.

Dia bahkan rela mengorbankan hartanya untuk kepentingan berhala. Semua itu disebabkan oleh hawa nafsu dan angan-angan palsu.

Hal inilah yang membuat tatanan masyarakat menjadi kacau hingga bertebaran berbagai penyimpangan agama yang merusak aturan dan norma.

Menolak Berbagi

Allah memberi kelebihan kepada manusia berbagai kenikmatan dan keutamaan. Kenikmatan itu berupa limpahan rizki berupa harta kekayaan.

Keutamaan itu berupa kedudukan dan posisi yang tinggi. Dengan harta kekayaan dan kedudukan itu, manusia tercukupi berbagai kebutuhan hidupnya. anehnya, di tengah melimpahnya rezeki dan kedudukan tinggi itu, Allah memerintahkan untuk peduli kepada budak yang menjadi tanggungannya.

Hal ini disebabkan bahwa budak itu telah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung. Kontribusi itu tidak ada artinya bilamana dia memberi sesuatu kepada budaknya.
Budak itu memberi kontribusi, mulai dari mengurus rumah dan membersihkannya.

Dia juga bekerja maksimal untuk melayani segala perintah dan keinginannya. Dengan kata lain, budak itu mempermudah urusan diri dan keluarganya.

Namun ketika diminta menyisihkan Sebagian hartanya untuk diberikan kepada orang yang banyak jasa padanya, justru enggan.

Namun yang terjadi kontradiksi, sebagaimana paparan Al-Qur’an. Firman Allah menjelaskan bahwa manusia berkedudukan bagus dengan berbagai tingkat.

Mereka yang memiliki kelebihan harta diperintahkan untuk berbagi kepada budaknya. Mereka justru menolak untuk berbagi. Hal ini ditegaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :

وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلرِّزۡقِ ۚ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُواْ بِرَآدِّي رِزۡقِهِمۡ عَلَىٰ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَهُمۡ فِيهِ سَوَآءٌ ۚ أَفَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ

“Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah ? (QS. An-Naĥl :71)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini