*)Oleh: Zainal Arifin, S.Pd
Anggota Korps Mubaligh Muhammadiyah Kabupaten Sampang
HARTA, istilah yang takkan pernah lepas dari kehidupan ini. Tak dipungkiri bahwa memiliki harta adalah sebuah keinginan bagi setiap manusia. Wasilah (perantara) harta, seorang muslim bisa lebih banyak melakukan amal ibadah yang memerlukan harta, misalnya seperti sedekah, membayar zakat dan pergi haji atau membantu muslim lainnya yang memerlukan bantuan.
Namun, di sisi lain, harta adalah fitnah bagi manusia. Betapa banyak orang yang pecah persaudaraan dan persahabatannya karena masalah harta. Betapa banyak keluarga yang pecah berantakan hanya karena harta. Bahkan terkadang begitu mudahnya seseorang menghabisi nyawa orang lain akibat pertentangan seputar harta dunia.
Tak heran 1400 an tahun lalu Rasulullah Saw mengingatkan kita sebagai umatnya,
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya setiap umat mendapatkan fitnah dan fitnah umatku adalah harta.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Rasulullah SAW menegaskan, harta akan menjadi fitnah besar bagi umat Islam sehingga bisa merusak dan meluluh-
lantakkan semua sendi kehidupan. Banyak yang terkapar seperti orang sakit dan menjadi hinaan umat lain. Akal dan hati teracuni dan dikendalikan oleh harta. Akibatnya, kondisi orang yang terbelunggu oleh hartanya semakin lemah.
Allah Ta’ala pun sudah mengingatkan bahwa harta ini adalah fitnah berat bagi hamba-hamba-Nya. Allah SWT. Berfirman,
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. Al-An faal : 28).
Fitnah Harta bagi Si Kaya dan Si Miskin
Harta menjadi fitnah bagi siapapun,baik orang kaya maupun orang miskin. Orang kaya akan diuji tentang sejauh mana ia mampu bersyukur dan menunaikan hak Allah atas harta tersebut dengan zakat, infaq atau sedekah.
Sedang bagi orang miskin, mereka terfitnah dalam kondisi sangat membutuhkan harta tersebut, apakah mampu bersabar dan berikhtiar di jalan yang benar atau malah menempuh jalan cepat meski Allah haramkan.
Allah Swt berfirman di Surat Muhammad ayat 38,
هٰٓاَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۚ فَمِنْكُمْ مَّنْ يَّبْخَلُۚ وَمَنْ يَّبْخَلْ فَاِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَّفْسِهٖۗ وَاللّٰهُ الْغَنِيُّ وَاَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُۗ وَاِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۙ ثُمَّ لَا يَكُوْنُوْٓا اَمْثَالَكُمْࣖ ٣٨
“Ingatlah bahwa kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu, di antara kamu ada orang yang kikir. Padahal, siapa yang kikir sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Allahlah Yang Mahakaya dan kamulah yang fakir. Jika kamu berpaling (dari jalan yang benar), Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan (durhaka) sepertimu.”
Fitnah Berupa Virus Materialisme
Fitnah yang berat terkait harta dan bisa menimpa siapa saja yaitu virus materialisme. Ketika virus ini menjangkiti seseorang maka cara pandang orang tersebut terhadap sebuah nilai kehidupan dipengaruhi oleh ada tidaknya materi atau benda yang ia dapatkan. Akhirnya kebaikan hanya dinilai jika menghasilkan dan menguntungkan dirinya dan keluarganya.
Cara padang ini akan menjerumuskan pemiliknya kepada kesengsaraan. Ia lupa akan tujuan hidupnya, lupa kesenangan di akhirat bahkan akhirnya ia menjadi budak dunia yang jiawanya gersang serta jauh dari kebahagiaan hati yang sebenarnya.
Ketika virus berbahaya ini menimpa orang kaya atau bahkan pejabat, maka terjadilah bisnis ribawi khas orang yahudi, kedholiman terhadap si miskin, ketidakadilan bahkan tak sedikit pejabat negeri ini yang harus mengakhiri masa jabatannya di jeruji besi dengan seragam orange.
Ketika virus ini menimpa para tokoh bahkan seorang kiaai dan Gus, maka tak heran jika mereka menjual fatwa bahkan menjual ayat Allah hanya sekedar untuk mendapatkan jabatan dan harta dunia.
Ketika menimpa rakyat kecil yang melemah imannya, virus ini mendorong seseorang untuk mencari jalan cepat meraih uang tanpa mau tahu halal dan haram. Terjadilah praktik riba oleh rentenir, baik perorangan maupun oleh sebuah lembaga, semakin marak judi online oleh semua kalangan, penipuan, pencurian, bahkan perampokan yang berujung hilangnya nyawa seseorang. Semua motivnya karena syahwat terhadap harta dunia.
Solusi Preventif dalam Islam
Islam memberikan solusi yaitu dengan kembali kepada Allah dan rasulNya, menguatkan nilai -nilai tauhid, pelajari ilmu agama dan mengamalkannya, mempelajari Al Qur’an dan sunnah sebagai panduan meraih kebahagiaan hidup dunia akhirat.
Ingatlah firman Allah Swt, dalam surat Ghafir ayat 39,
يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌۖ وَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ ٣٩
” Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.”
Bahkan ‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu juga memberi petuah kepada kita,
ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً ، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً ، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ
“Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari secara mu’allaq –tanpa sanad-)
Salah satu doa yang diajarkan Allah kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِى إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taufiq untuk bisa mengamalkan semua kebaikan, meninggalkan semua kemungkaran, dan bisa mencintai orang miskin. Jika Engkau menghendaki untuk menimpakan ujian (fitnah) bagi hamba-hamba-Mu, maka wafatkanlah aku, tanpa terkena fitnah itu.”
Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News