*)Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu kepada Allah. Orangnya saleh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia naikkan, belum terkabul juga.
Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Salat masih bolong-bolong. Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana bohong sini. Tapi anehnya, apa yang dia doakan, semuanya dipenuhi. Orang saleh ini pun heran.
Akhirnya, dia pun datang ke seorang ustaz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.
Tersenyumlah ustaz ini. Bertanyalah si ustaz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, main musiknya nggak benar, suaranya fals, bagaimana?
Orang saleh tadi menjawab, segera saya beri pak ustaz, nggak tahan melihat dan mendengarkan dia lama-lama di situ, sambil bernyanyi pula. Kalau pengamennya yang datang rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, membawakan lagu yang kamu suka, bagaimana? Wah, kalau begitu, saya dengarkan ustaz. Saya biarkan dia menyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh menyanyi lagi. Menyanyi sampai sealbum pun saya rela.
Kalau pengamen tadi saya beri Rp1000, yang ini Rp10.000 juga berani, ustaz. Pak ustaz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang saleh, datang menghadap-Nya, Allah betah mendengarkan doamu. Melihat kamu. Dan Allah ingin sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, memberi apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia ingin menahan kamu biar khusyuk, biar dekat sama Dia. Coba bayangkan, kalau doamu cepat dikabulkan, apa kamu bakal sedekat ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.
Beda dengan temanmu itu. Allah nggak mau kayaknya, dia dekat-dekat sama Allah. Sudah dibiarkan biar bergelimang dosa saja dia ini, makanya Allah buru-buru kabulkan saja. Sudah. Jatahnya ya memang segitu doang. Nggak tambah lagi.
Dan yakinlah, kata pak ustaz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata nggak Allah beri sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak.
Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal merasa kurang kita di situ. Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah.
Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya.
Semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
Barakallahu fiikum
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News