Masjid Gedhe Kauman: Jejak Emas Jihad dan Reformasi Muhammadiyah
Monumen Askar Perang Sabil berdiri megah di kompleks Masjid Gedhe Kauman.
UM Surabaya

*)Oleh: Imam Yudhianto, SH, SE, SPd, MM
Anggota Korps Mubaligh Muhammadiyah PDM Magetan

Di bawah rembulan Ramadan yang menyelimuti bumi Yogyakarta dengan keheningan malam, sejarah mencatat sebuah episode heroik yang tak akan pernah pudar. Masjid Gedhe Kauman, dengan pilar-pilar kokohnya, menjadi saksi abadi dari perjuangan umat Islam yang menjunjung tinggi kehormatan agama dan tanah air.

Di balik setiap lantunan doa dan zikir, di antara barisan para pejuang, tersimpan sebuah kisah yang sarat dengan makna jihad, pengorbanan, dan semangat pembaruan. Ketika agresi militer Belanda I membakar bumi pertiwi, Muhammadiyah tampil sebagai garda terdepan, mengemban amanat jihad untuk melawan tirani dan memperjuangkan keadilan.

Sebagaimana firman Alloh: “Innalloha laa yugoyyiru maa biqoumin hatta yugoyyiru maa bianfusihim,” sesungguhnya Alloh tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d: 11). Ayat ini menggema dalam hati para tokoh Muhammadiyah, menggerakkan mereka untuk melangkah tanpa ragu.

Pada 28 Mei 1946, Amanat Jihad Muhammadiyah dideklarasikan, menyerukan perlawanan total terhadap penjajahan. Konsep jihad yang diusung Muhammadiyah tidak semata-mata berbentuk perang fisik, tetapi juga jihad intelektual dan spiritual. Sebagaimana dikatakan Ibn Qayyim Al-Jauziyah: “Al-jihadu dzarwatus-saniamil Islam wa laa yantashiru illa bi tadhhiyah,” jihad adalah puncak Islam, dan kemenangan tidak akan tercapai tanpa pengorbanan.

Di tengah ancaman penjajahan, Masjid Gedhe Kauman menjadi pusat gerakan konsolidasi. Lembaga ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai markas pergerakan. Di sana, para ulama besar Muhammadiyah seperti Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Mahfudz Siradj, dan K.H. Juraimi bermusyawarah, menyusun strategi perlawanan yang melibatkan seluruh elemen umat. Pada 17 Ramadhan 1367 H, lahirlah Askar Perang Sabil (APS), sebuah pasukan khusus yang dipimpin oleh tokoh-tokoh ulama Muhammadiyah. Rasululloh SAW bersabda: “Afdholul jihadi an tujahida nafsaka wa hawaaka fillaah,” jihad yang paling utama adalah melawan hawa nafsu dan keinginan dalam diri demi Alloh.

Pasukan APS menjadi bukti nyata bahwa ukhuwah Islamiyah adalah kekuatan besar yang mampu mengguncang hegemoni kolonial. Mereka beroperasi di bawah komando Tentara Nasional Indonesia, tetapi dengan kemandirian strategi. Dalam pertempuran sengit di perbatasan Kebumen dan Purworejo, pasukan APS yang dipimpin Kolonel Sarbini berhasil memukul mundur pasukan Belanda hingga ke Ambarawa. Perjuangan ini adalah pengejawantahan dari firman Alloh: “Walladzina jaahadu fina lanahdiyannahum subulana,” dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, sungguh akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami (QS. Al-Ankabut: 69).

Namun, jihad fisik hanyalah satu aspek dari perjuangan Muhammadiyah. Di balik medan perang, Masjid Gedhe Kauman juga menjadi pusat pendidikan dan pembentukan karakter. Para ulama Muhammadiyah memahami bahwa penjajahan sejati bukan hanya tentang penguasaan tanah, tetapi juga penguasaan pikiran.

Dengan semangat tajdid atau pembaruan, Muhammadiyah mengembangkan pendidikan berbasis nilai-nilai Islam yang mengintegrasikan ilmu dunia dan akhirat. Pendidikan ini bertujuan untuk melahirkan manusia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral dan berkarakter kuat. Prof. Syafii Maarif, seorang tokoh Muhammadiyah, pernah berkata: “Agama bukanlah sekadar dogma, tetapi ilmu yang hidup. Pendidikan harus mampu menyalakan lentera akal dan hati.”

Masjid Gedhe Kauman juga menjadi tempat pertemuan rahasia untuk menyusun strategi perlawanan. Ketika ancaman penjajahan semakin intens, para pejuang menunjukkan keberanian luar biasa. Mereka memahami bahwa jihad bukan hanya tentang senjata, tetapi juga tentang pengorbanan waktu, tenaga, dan nyawa demi tegaknya kebenaran. Imam Al-Ghazali pernah berkata: “Fil jihadi barokah fa’innahu yuzakki nufusa min hubbid dunya,” dalam jihad terdapat keberkahan, karena ia membersihkan jiwa dari kecintaan berlebihan pada dunia.

Pada Desember 1948, pasukan APS terus memperkokoh pertahanan di luar Yogyakarta. Dari pegunungan Ngrancak Ambarawa hingga Desa Tirto, semangat para pejuang tidak pernah surut. Mereka menjadikan perjuangan ini sebagai ibadah, meyakini bahwa setiap langkah yang diambil adalah pengabdian kepada Alloh. Dalam QS. Muhammad ayat 7, Alloh berfirman: “Waqootiluu fii sabiilillaahi laa tunfaqu a’maalukum,” dan berperanglah di jalan Alloh, niscaya amal-amalmu tidak akan sia-sia.

Kini, Monumen Askar Perang Sabil berdiri megah di kompleks Masjid Gedhe Kauman, menjadi pengingat akan perjuangan suci para pejuang Islam. Monumen ini bukan hanya simbol sejarah, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda untuk melanjutkan semangat jihad dalam bentuk yang relevan dengan tantangan zaman. Jihad hari ini bukan lagi tentang mengangkat senjata, tetapi tentang melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan melalui pendidikan, ekonomi, dan dakwah yang berkeadaban.

Kisah heroik Masjid Gedhe Kauman adalah bukti bahwa perjuangan sejati lahir dari iman yang kokoh dan tekad yang bulat. Seperti yang diajarkan oleh Kiai Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Perkataan ini mengingatkan kita bahwa perjuangan harus dilakukan dengan tulus demi kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan pribadi.

Jejak emas perjuangan Muhammadiyah di Masjid Gedhe Kauman adalah teladan abadi bagi umat Islam di Indonesia. Ia mengajarkan kepada kita bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan penuh keyakinan. Semangat jihad yang mereka wariskan adalah pelita yang akan terus menyinari jalan kita, mengingatkan bahwa perjuangan untuk kebenaran adalah tugas yang tidak pernah usai. Di bawah bayang-bayang Masjid Gedhe Kauman, sejarah menunggu untuk dilanjutkan, dan tanggung jawab itu ada di tangan kita semua.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini