Puasa Dzulhijjah merupakan salah satu amalan puasa sunnah yang dilaksanakan khusus pada bulan Dzulhijjah. Ibadah sunah ini dilaksanakan sebelum masuk hari Arafah dan Idul Adha.
Pada bulan Dzulhijjah atau bulan Haji umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti zikir, sedekah, termasuk melaksanakan puasa.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis.” (HR. Abu Daud no. 2437 dan An-Nasa’i no. 2374)
Boleh lakukan dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, lebih utama lagi puasa Arafah, yaitu pada 9 Dzulhijjah.
Dalam hadis Ibnu ‘Abbas disebutkan:
« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».
“Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sale yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).”
Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah pun tidak bisa mengalahkan kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sedikit pun.” (HR. Abu Daud 2438, At Tirmidzi 757, Ibnu Majah 1727, dan Ahmad 1968)
Kandungan Hadis:
Di antara waktu-waktu yang agung adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah (Puasa Dzulhijjah). Di mana Allah Ta’ala mengutamakannya di antara hari-hari yang lain.
Dalil-dalil tersebut menunjukkan akan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dibandingkan dengan hari-hari lainnya tanpa terkecuali sekalipun sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Oleh karena itu, seorang muslim sudah sepantasnya membuka amalan di hari pertama bulan Dzuhijjah dengan tobat yang murni kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.
Kemudian memperbanyak amalan-amalan saleh apa pun bentuknya, tanpa mengkhususkan amal tertentu dan memusatkan konsentrasinya pada amalan berikut:
1. Puasa
Seorang muslim disunahkan Puasa Dzulhijjah, atau berpuasa di sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah. Karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam memberi dorongan untuk beramal di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sementara puasa adalah salah satu amalan yang utama.
2. Memperbanyak tahmid, tahlil dan takbir (takbiran)
Disunah membaca tahmid, takbir, tahlil dan tasbih di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan mengeraskan bacaannya tatkala di masjid, di rumah, di jalan-jalan dan setiap tempat yang di perbolehkan untuk berzikir kepada Allah.
3. Menunaikan haji dan umrah
Siapa yang Allah beri taufik untuk menunaikan ibadah haji di rumah-Nya dan melakukan syarat-syarat serta rukun-rukun haji sebagaimana yang dituntunkan syariat maka insya Allah dia termasuk orang yang disebutkan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam hadis berikut, “Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga”.
4. Berkurban
Di antara amalan selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai bentuk taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan menyembelih hewan kurban yang baik dan yang gemuk serta menginfakkan harta di jalan Allah. (*)